Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat dan ikut menyejahterakan masyarakat, merupakan tugas dari semua jenjang sekolah yang ada di Indonesia. Demikian halnya dengan SMP Negeri 4 Selogiri, Kabupaten Wonogiri, memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Para lulusan pada jenjang pendidikan ini harus memiliki pengetahuan dan keterampilan serta berperilaku yang baik serta mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar yang ditetapkan.
           Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang penting dalam menanamkan dan melestarikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan materi yang terkandung di dalam mata pelajaran IPS seperti sejarah penuh dengan nilai-nilai perjuangan yang harus senantiasa dijaga dan dilestarikan. Terutama materi Interaksi Sosial karena terdapat tentang karakteristik bangsa Indonesia yang harusnya dipahami oleh peserta didik sebagai warga negara Indonesia. Akan tetapi posisi yang penting tersebut masih belum tercapai dengan baik karena proses pembelajaran yang berjalan selama ini masih belum dapat menghasilkan out put yang baik dan berprestasi. Salah satu faktor penyebab keadaan tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang terjadi selama ini masih belum dapat melibatkan siswa secara aktif dalam segala kegiatan di kelas.
Dari kondisi seperti itu, maka tidak mengherankan jika ada orang yang beranggapan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan, penuh hafalan dan statis. Untuk anggapan ini memang harus diakui ada benarnya. Apa yang dilakukan guru selama ini memang cenderung statis, monoton, tanpa ada perubahan yang berarti dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi, tidak semangat, bosan dan tidak nyaman dalam proses pembelajaran.
Pada pembelajaran IPS pendekatan scientific dapat diterapkan melalui keterampilan proses. Keterampilan proses sosial merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Keterampilan yang sering dilatihkan ini dikenal dengan keterampilan proses IPS.
Berangkat dari kenyataan tersebut, guru melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Team Game Tournaments (TGT)Â sebagai bagian dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dianggap mampu membawa angin perubahan dalam pencapaian tujuan pembelajaran dengan kerjasama antar siswa dan bersaing secara sehat dengan kelompok lain. Model pembelajaran Team Game Tournaments (TGT)Â sebagai bagian dari pembelajaran kooperatif dipilih karena dianggap sesuai untuk menyampaikan konsep-konsep IPS dalam situasi yang lebih menuntut siswa aktif dalam kelompok dan bersaing secara sehat dengan kelompok lain. Model pembelajaran ini bila diterapkan dapat meningkatkan minat siswa sehingga nantinya berdampak pada hasil belajar rata-rata siswa tinggi. Berdasarkan dari hasil kegiatan tindakan yang diberikan dapat dikatakan telah terjadi peningkatan yang sangat memuaskan dalam proses pembelajaran dan penguasaan materi pelajaran.
Berdasarkan hasil guruan dan pembahasan maka dalam guruan ini dapat disimpulkan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT ada peningkatkan hasil belajar     materi Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial mata pelajaran IPS pada siswa kelas VII semester 1 SMP N 4 Selogiri . Peningkatan proses pembelajaran dibuktikan dengan adanya peningkatan aktifitas peserta didik dimana pada kondisi awal siswa aktif sebesar 37.5 % lalu naik pada siklus 1 menjadi 65.63 % dan puncaknya pada siklus 2 aktifitas siswa menjadi 78.12 %.
Suratno, S.Pd
Guru IPS SMP Negeri 4 Selogiri