Tiga Bulan Bertugas, Dirlantas Torehkan Prestasi Melalui Tiga e & Satu I

Dirlantas Kombes Pol Arman Achdiat dan istri.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Menjelang pindah tugas dari Jawa Tengah sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Jateng dan segera menjabat menjadi Kasubditdikmas Ditkamsel Korlantas Polri, Kombes Pol Arman Achdiat SIK MSi menyempatkan diri diwawancara oleh beberapa wartawan di ruang kerjanya, Jalan Pahlawan Semarang, Jumat (9/8/2020).

Kombes Pol Arman Achdiat SIK Msi telah menjabat selama tiga bulan sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Jateng. Namun demikian, sejumlah prestasi sudah ditorehkan, antara lain penangkapan penjahat di jalan tol oleh anggota PJR.

Arman juga gigih memperjuangkan tugas polantas melalui tiga E & satu I, yakni Edukasi, Engineering, dan Enforcement serta Identifikasi.

Terkait kesan dan pesan selama menjabat di wilayah Polda Jateng, berikut perbicangan dengan Kombes Pol Arman Achdiat SIK MSi.

iklan

Jateng Pos (JP): Ada apa pindah Pak, bukankah baru tiga bulan bertugas di Jateng ?

AA: Saya kan harus selalu siap dirotasi, tour of duty maupun tour of area di Polri bagian dari strategi institusi menjawab tantangan dan dinamika yang terus berkmabgn. Harus selalu siap.

Baca juga:  Dirlantas Polda Jateng Tegaskan Tak Ada Penyekatan Kendaraan Masuk Jawa Tengah

JP: Apa yang berkesan Pak bertugas singkat di Jateng?

AA: Posisi Jateng memang strategis, baik dari segi politik maupun kemanan. Dari segi lalu lintas lokasi ini juga strategis sekali, menjadi perlintasan bagian barat dan timur lalu lintas darat di Jawa. Untuk rute dari Sumatera sampai Bali dan Nusa Tenggara Barat juga melalui Jateng. Ini wilayah istimewa dalam peta transportasi darat. Saya juga terkesan dengan sikap yang terbuka dan suasana yang familiar di sini. Jateng itu tenang tapi kadang tak bisa diduga juga…. Waktu penangkapan di jalan tol bulan lalu oleh anggota PJR itu mengejutkan, kejutan positif…. Saya bangga sekali dengan tim yang bekerja di lapangan. Kemudian kreasi bus yang tempat duduknya ditata sesuai ketentuan physical distancing, itu juga perlu diacungi jempol….

JP: Menurut Bapak, prestasi yang sudah dilakukan apa saja Pak?

AA: Tugas polisi lalu lintas kan ada tiga E dan Satu I. Edukasi,

Enginering, Enforcement dan Identifikasi. Semuanya dilakukan untuk mewujudkan keamanan keselamatan ketertiban dan kelancaran lalu lintas atau istilah kita Kamseltibcarlantas…. Karena masing-masing daerah dan wilayah punya keunikan dan kearifan lokal tersendiri, dinamikanya juga berbeda-beda, maka penekanan program dan kegiatannya disesuaikan. Tapi Tupoksi tetap sama. Menimbang dan melihat fakta, data dan keadaan, setelah dilantik saya melihat dengan edukasi yang maksimal Kamseltibcarlantas bisa diwujudkan. Tentu dengan persetujuan Kapolda, itu kita laksanakan. Publikasi kita giatkan supaya masyarakat terlibat dalam perwujudan Kamseltibcarlantas. Selain bersama teman-teman wartawan dari berbagai media massa, kita juga pakai media sosial. Itu tuntutan zaman. Jadi kita push betul…

Baca juga:  Dirlantas Apreasiasi Desain Bus Laksana, Terobosan Baru Siasati Pandemi Covid 19

JP: Hasilnya bagaimana Pak?

AA: Semua perlu proses….edukasi kan proses membangun pemahaman dan kesadaran bersama. Supaya maksimal kita pararelkan dengan penegakan hukum yang sifatnya preemtif dan preventif. Upaya preemtif itu mencegah timbulnya niat untuk melakukan pelanggaran…. Nah di sini dengan sosialisasi yang maksimal untuk Operasi Patuh Candi 2020, kita lihat berdampak juga terhadap perilaku masyarakat dalam berkendara. Saya coba intensifkan aspek edukasi, sosialisasi ini selama bertugas…

JP: Publikasi penting sebagai bagian dari preventif kalau begitu?

AA: Publikasi itu salah satu cara berkomunikasi. Coba bayangkan kalau untuk edukasi kita harus temui satu persatu, nggak akan selesai. Makanya perlu publikasi di media massa, publikasi bagian dari edukasi dan menjadi metode preemtif yang mengurangi niat orang melakukan pelanggaran.

Baca juga:  Tol Rawan Macet !!! Minggu Sore Diperkirakan Puncak Arus Mudik

JP: Tentunya ada yang belum berhasil dilaksanakan ya Pak?

AA: Memang ada yang sudah berproses tapi belum sepenuhnya terwujud. Penanganan kendaraan kategori ODOL (Over Dimension Over Load-red), itu sudah kita petakan, sudah kita dalami dasar hukum dan sudah kita siapkan aksinya, tapi memang belum bisa diwujudkan sepenuhnya.

JP: Kenapa Pak? Karena ODOL menyangkut pengusaha besar?

AA: Soal waktu, butuh proses, waktu, itu kan perkara tidak mudah. Kita tahu semua pelanggaran ODOL tidak saja merugikan negara karena jalan-jalan jadi rusak, ODOL juga menyebabkan meningkatnya risiko kecelakaan. Sudah banyak diungkap kerugian akibat praktek ODOL. Sudah jelas juga itu pelanggaran. Mudah-mudahan dengan koordinasi yang intens bisa segera dilakukan penanganan kendaraan ODOL. (rit)

iklan