“Tiktor” Ciptakan Kondusivitas Tingkatkan Hasil Belajar

Lasiman, S.Pd., MM.Pd. Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Negeri 21 PurworejoLasiman, S.Pd., MM.Pd. Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Negeri 21 Purworejo
Lasiman, S.Pd., MM.Pd. Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Negeri 21 Purworejo

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi cara pembelajaran. Dalam pemanfaatannya perlu diiringi dengan teknik yang inovatif meskipun dengan perangkat terbatas. Harapan ke depan pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan, sehingga tercipta kondusivitas kelas yang akan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Kondisi pembelajaran IPS kelas VIII-C SMP Negeri 21 Purworejo pada materi pengendalian sosial, berjalan tidak kondusif. Ketersediaan alat dan media terbatas hanya satu unit komputer dan LCD poyektor untuk seluruh peserta didik dalam satu kelas. Pemanfaatannya pun terpusat pada guru tanpa melibatkan seluruh peserta didik. Semangat peserta didik mengikuti pembelajaran sangat kurang sehingga hasil belajar cenderung rendah. Seperti telah penulis alami beberapa tahun yang lalu solusi tepat untuk mengatasinya yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan teknik navigator (Tiktor).

Menurut Kismiyati, Rahmawati, dan Hartuti (2010:13), teknologi informasi merupakan seperangkat alat yang membantu kita dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan, sedangkan teknologi komunikasi merupakan teknologi yang berhubungan dengan komunikasi. Namun pada akhirnya kedua hal tersebut seringkali sulit dipisahkan dalam praktik sehari-hari karena nilai kemanfaatannya yang sangat kompleks dalam berbagai bidang kehidupan.

Baca juga:  Media Video Animasi Tingkatkan Minat Belajar Pada Masa Pandemi

Teknik navigator diasumsikan sebagai perjalanan sebuah mobil yang di dalamnya terdapat sebuah tim atau kelompok terdiri dari empat peserta didik dengan tugas menyusun sebuah presentasi. Kelompok ini telah melakukan brainstorming (pendaftaran ide) dan ide-ide utama yang ditemukan itu telah ditulis di atas kertas. Pertama, navigator merupakan individu yang paling menguasai komputer. Tanpa menyentuh mouse atau keyboard bertugas melatih pengemudi untuk menggunakan komputer tetapi hanya dapat berbicara dan menunjuk saja. Kedua, pengemudi merupakan individu yang mengoperasikan komputer dan bertanggung jawab dalam menggunakan mouse atau keyboard untuk memasukkan data atau informasi. Ketiga, penumpang bertugas mengamati dan belajar dari navigator maupun pengemudi sampai saatnya mendapatkan giliran menggunakan komputer. Penumpang dapat mengarahkan isi presentasi, membacakan catatan kelompok dan ide-ide utama yang akan dimasukkan ke dalam presentasi. Keempat, wisatawan juga bertugas mengamati dan belajar menggunakan komputer.

iklan
Baca juga:  Belajar Kreatif Keadaan Fisik Indonesia dengan “Interpretasi Peta”

Wisatawan harus memiliki sebuah buku catatan dan pensil untuk menulis semua instruksi dan langkah yang telah dilakukan untuk menjadi acuan di masa mendatang mengenai penggunaan komputer. Setelah melakukan perjalanan kurang lebih lima menit dilakukan rotasi.

Misalnya penumpang menjadi pengemudi baru, lalu pengemudi berlaku sebagai wisatawan dan sebagainya bergantung pada keterampilan yang dimiliki. Navigator mungkin saja tidak atau mungkin belum dapat diganti namun dapat pula dirotasi. Rotasi peran ini memungkinkan anggota tim untuk menggunakan mouse dan keyboard (Gora Swajati Winastuan, 2009:5-6).

Kelebihan dari teknik navigator ini memungkinkan pembelajaran dilakukan secara kooperatif sehingga terjadi interaksi belajar antar peserta didik dalam satu kelompok. Pemanfaatan alat dan medianya pun melibatkan seluruh peserta didik secara aktif. Peserta didik belajar bekerja sama, saling menghargai dan yang tidak kalah penting mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar yang menyenangkan.

Baca juga:  Tanamkan Sikap belajar di Tabus dengan K 5

Langkah-langkah teknik navigator meliputi: (1) Guru memilih beberapa peserta didik sebagai navigator sesuai dengan jumlah kelompok berdasarkan nilai kelompok tinggi mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran tersebut. (2) Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri atas navigator, pengemudi, penumpang, dan wisatawan. (3) Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja dengan berdiskusi. (4) Setiap kelompok secara bergantian memasukkan data hasil diskusi ke dalam satu unit komputer dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. (5) Setiap kelompok mempresentasikan dan kemudian memajang hasil kerja kelompok dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dengan teknik navigator (Tiktor) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 21 Purworejo pada kelas VIII-C khususnya pada materi pengendalian sosial, ternyata mampu menciptakan kondusivitas kelas sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.


Lasiman, S.Pd., MM.Pd.
Guru Ilmu Pengetahuan Sosial
SMP Negeri 21 Purworejo

iklan