Ketika siswa mendengar kata fisika, kebanyakan mereka beranggapan fisika itu sulit, rumit, memusingkan, dan pastinya banyak sekali rumus rumus di dalamnya, seperti yang penulis alami ketika mengajar dikelas x mipa 2 SMA Negeri 1 Andong Boyolali. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena memang dalam mempelajari fisika itu tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dipelajari. Belajar fisika itu dibutuhkan pemahaman dan kecermatan yang tinggi jika dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya.
Sebenarnya apakah yang menyebabkan banyak siswa yang tidak senang dengan pelajaran fisika? Pertanyaan ini yang selalu mengganggu para guru. Faktor yang membuat siswa tidak berhasil dalam belajar, tidak semata mata karena siswa itu sendiri, bisa juga karena guru yang ketika menerangkan itu menjenuhkan, dengan selalu disuguhkan rumus rumus yang membuat mereka pusing.
Dalam hal ini, peran guru sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswa. Pembelajaran fisika tidak cukup jika guru hanya menerangkan teorinya saja kepada siswa, tetapi perlu banyak latihan pemecahan masalah dan aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Guru sebagai fasilisator dalam pembelajaran harus bisa memberikan sesuatu yang bisa menimbulkan rasa ingin tahu siswa, sehingga dengan rasa ingin tahunya itu siswa bisa bersemangat untuk mencari tahu dan berani bertanya. Kemampuan berani bertanya ini bisa menjadi modal dalam mempelajari fisika
Guru fisika harus bisa memilih dan menerapkan metode apa yang cocok dalam mempelajari fisika. Setiap Kd yang diajarkan tidak bisa hanya menggunakan satu metode saja, sangat dibutuhkan variasi yang dapat membuat siswa tidak bosan, dan monoton. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode Cross Over Group, yang merupakan variasi dari metode diskusi.
Metode cross over group merupakan metode diskusi dengan perpindahan silang anggota kelompoknya. Metode ini menekankan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, ketika pendapatnya salah, mereka akan lebih paham letak kesalahannya, dan kemudian bisa diperbaiki bersama sama. Metode ini dapat memberikan kesempatan bagi anggota-anggota yang diam, malu dan terhambat untuk terbuka secara lambat dan berhubungan dengan anggota-anggota yang lain.
Prosedur pelaksanaan pembelajaran fisika dengan metode cross over group, guru membagi beberapa sub tema, siswa dibagi menjadi 4 atau lebih dengan masing masing kelompok 4 orang. Setiap anggota kelompok A diberi nomor urut A1,A2,A3 dan A4. Begitu pula untuk anggota kelompok yang lainnya.
Setiap kelompok diberi materi fisika yang berbeda dalam satu Kd untuk didiskusikan dan seluruh anggota kelompok mencatat hasil dari diskusi tersebut. Setelah 10 menit seluruh anggota kelompok yang bernomor urut 1 di keempat kelompok itu pindah kekelompok lainnya dengan memaparkan hasil diskusi dari kelompoknya, misalkan A1 pindah ke B, B1 pindah ke C,C1 pindah ke D dan D1 pindah ke A. 10 menit berikutnya berganti anggota kelompok dengan nomor urut 2 dan seterusnya sehingga idealnya seluruh anggotanya mendapatkan giliran pindah kelompok lain.
Setelah selesai diskusinya , dilanjutkan dengan diskusi pleno dan hasilnya ditulis di papan tulis sehingga terlihat persamaan dan perbedaan tiap kelompok. Dengan metode diskusi cross over group ini siswa lebih tertantang untuk berani berbicara dan tentukan akan belajar lebih bersungguh sungguh lagi. Malu kalau salah itu menjadi motivasi belajar siswa.
Rahayu Winarni,S.Pd
Guru SMA Negeri I Andong