Sejak awal tahun 2020 kemarin ketika virus corona semakin marak, pemerintah melarang sekolah mengadakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Semua siswa sangat merindukan kehadiran gurunya, siswa mulai jenuh dan bosan dengan pembelajaran jarak jauh. Kemudian siswa naik kelas tapi belum bertemu langsung dengan guru kelasnya.
Proses pembelajaran maupun layanan yang biasanya dilakukan secara klasikal melalui tatap muka saat ini harus diganti secara daring atau online. Sehingga semua guru dan siswa dituntut untuk menguasai IT dalam proses pembelajaran secara virtual. Guru dan siswa pun harus mendalami sajian materi ajar melalui perangkat yang dipandang asing sebelumnya. Namun, kenyataan di lapangan ada beberapa siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran maupun Layanan Jarak Jauh karena tidak mempunyai gawai atau ponsel. Selain itu, kendala signal jaringan yang cukup lemah dan tidak terkoneksi internet membuat siswa tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi anak yang perlu dikembangkan dalam rangka membekali mereka, untuk bekal kehidupannya dimasa depan dan saat ini adalah memberikan bekal kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap anak yang berhubungan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini terjadi di kelas II SDN Jenarsari Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal banyak siswa yang belum bisa berhitung. Untuk itu guru berupaya memberikan pelayanan yang maksimal agar anak yang dengan kesulitan belajar dan kesulitan jaringan bisa terlayani dengan baik. Maka dari itu guru memilih home visit sebagai solusi pembelajaran di masa pandemi.
Berhitung amat penting dalam kehidupan. Pada mulanya anak tidak tahu bilangan, angka, dan operasi bilangan matematis. Secara bertahap sesuai perkembangan mentalnya anak belajar membilang, mengenal angka, dan berhitung. Anak belajar menghubungkan objek nyata dengan simbol-simbol matematis
Secara etimologis kata home berasal dari kata benda berarti rumah (tempat tinggal siswa dengan orang tua atau wali siswa). Sedangkan visit berasal dari kata benda berarti kunjungan, mengunjungi, berkunjung, datang bertamu (Echols dan Shadily, 2010). Secara terminologis, home visit atau kunjungan rumah adalah upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling (Tohirin, 2007).
Menurut Rahman (2006), home visit adalah kegiatan pembimbing atau konselor mengunjungi tempat tinggal siswa yang hanya dilakukan pada siswa yang membutuhkan layanan ini saja. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan kunjungan rumah adalah layanan pendukung bimbingan konseling yang diselenggarakan untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang siswa dihadapi dengan cara melakukan kunjungan ke rumahnya. Adapun tujuan pelaksanaan home visit menurut Sukardi (2000), adalah untuk memperoleh berbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan yang dialami siswa dan membahas dalam pengentasan permasalahan siswa.
Langkah-langkah dalam pembelajaran home visit meliputi persiapan, pelaksanaan dan penutup. Pada tahap persiapan guru menentukan tujuan, waktu pelaksanaan, mengirim surat pemberitahuan kepada orang tua murid serta membentuk kelompok belajar. Pada tahap pelaksanaan yaitu menjelaskan maksud dan tujuan home visit serta memberikan pembelajaran berhitung. Tahap yang terakhir penutup yaitu guru mengakhiri home visit dan meminta diri.
Dalam penerapannya ternyata home visit dapat meningkatkan hasil belajar berhitung pada kelas II SDN Jenarsari Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Antusias home visit tidak hanya dari murid tetapi dari para orang tua murid. Mereka juga menyambut baik kedatangan gurunya.
Tri Kunaryati, S.Pd
Guru SD Negeri Jenarsari Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal