Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang mengitegrasikan beberapa muatan pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan. Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills). Hasil belajar peserta didik pada tema Ekosistem di SD Negeri 4 Bangsri hasilnya jauh dari memuaskan. Guru selalu melakukan refleksi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik..UNESCO selaku badan PBB yang mengurus masalah pendidikan dan kebudayaan mencetuskan 4 pilar pendidikan, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live togather. Learning to know bahwa ketika kita belajar kita akan menjadi tahu. Learning to do artinya belajar utuk melakukan. Learning to be bahwa belajar untuk menjadi diri sendiri. Learning to live togather bahwa belajar hidup berdampingan dengan orang lain.
Menurut Rotherdam & Wiillingham dalam Trisdiono (2013) mencatat bahwa kesuksesan seseorang peserta didik tergantung pada kecakapan abad 21, sehingga peserta didik harus belajar untuk memilikinya. Partnership for 21st Century Skill mengidentifikasi kecakapan abad 21 meliputi : berfikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi. Berfikir kritis berarti peserta didik mampu mensikapi ilmu dan pengetahuan dengan kritis, mampu memanfaatkan untuk kemanusiaan. Mampu memecahkan masalah berarti mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam proses kegiatan belajar sebagai wahana berlatih menghadapi permasalahan yang lebih besar dalam kehidupannya. Keterampilan komunikasi merujuk pada kemampuan mengidentifikasi, mengakses, memanfaatkan dan mengoptimalkan perangkat dan teknik komunikasi untuk menerima dan menyampaikan informasi kepada pihak lain. Terampil kolaborsi berarti mampu menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan sinergi.
Menurut National Education association untuk mencapai sukses dan mampu bersaing di masyarakat global, peserta didik harus ahli dan memiliki kecakapan sebagai komunikator, creator, pemikir kritis, dan kolaborator.
Kolaborasi ( Collaboration); kecakapan terkait dengan kolaborasi dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut : 1) memiliki kemampuan dalam bekerjasama berkelompok. 2) Beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain. 3) memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda. 4) mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Ma’mur Saidi, dkk (2007 : 6.3) menjelaskan bahwa belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antar peserta didik dalam satu kelompok biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah : (a) Adanyan tujuan yang sama; (b) ketergantungan yang positif.
Prinsip pokok pembelajaran abad 21, yaitu pengembangan pembelajaran yang menggunakan pemdekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, dan sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.
Kolaborasi dapat meningkatkan hasil belajar menganalisis hubungan antara rantai makanan tema Ekosistem pada peserta didik kelas V Semester 1 SD Negeri 4 Bangsri. Peserta didik memiliki kemampun dalam bekerjasama berkelompok. Beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab, bekerja secara produktif dengan yang lain. Memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda. Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh :Ratna Herawati, S. Pd
SD Negeri 4 Bangsri
Jepara