Tingkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran TSTS

Iis Sugiarti, S.Pd.SD.

Program Kurikulum 2013 dan tuntutan pembelajaran abad ke-21,diharapkan semua guru bisa menerapkan  berbagai  strategi  atau  pendekatan  yang  bisa  menginspirasi dan  memotivasi  peserta  didik  untuk  berpikir  kritis,analitis, dan  kreatif dalam     mengamati,     mengidentifikasi,mengklasifikasi,memahami permasalahan,berkolaborasi dalam     memecahkan masalah,serta mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah tersebut  secara lisan atau dalam bentuk laporan.Proses pembelajaran IPA menekankan pada  proses berbuat dan mencari tahu melalui pengalaman langsung,dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar untuk mengembangkan kompetensi dan pemahaman yang lebih dalam.

Sementara itu pelaksanaan pembelajaran kelas 4 SDN 02 Gambuhan materi rangka manusia siswa kurang  aktif, siswa  hanya  menerima  informasi  dari  guru  dan  mencatat sehingga kreatifitas siswa sangatlah terbatas, Pelaksanaan pembelajaran masih berpusat pada guru dan tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga hasil belajar siswa kelas   IV rata-rata   masih   dibawah   KKM   yang ditetapkan    yaitu 70 dari 23 siswa hanya 11 siswa yang memperoleh nilai tuntas KKM atau sekitar 47% sisanya belum mengalami ketuntasan, melihat rendahnya hasil belajar tersebut guru harus mengadakan perbaikan pembelajaran, pada materi rangka manusia guru memilih perbaikan pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray).

Baca juga:  Permainan Kwartet Akun Permudah Belajar Akuntansi

Model pembelajaran TSTS ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk   mengembangkan hasil informasi dengan kelompok lainnya (Hanafiah,2012).Struktur TSTS memberi kesempatan  kepada  kelompok  untuk  membagi  hasil  dan  informasi  dengan kelompok  lain.Hal  ini  dilakukan  karena  banyak  kegiatan  belajar  mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak   diperbolehkan   melihat   pekerjaan   siswa   lain.

Menurut  Huda  (2013)  kelebihan  model  pembelajaran  tipe Two  Stay  Two  Stray (TSTS)  yaitu  dapat  diterapkan  pada  semua  bidang studi, untuk semua tingkatan usia, serta setiap peserta didik dapat saling berbagi  informasi  baik  dalam  kelompoknya  maupun  dengan  anggota kelompok lainnya.

iklan

Langkah kegiatan pembelajarannya,pada apersepsi guru membangkitkan pengetahuan awal siswa guru meminta semua siswa berdiri dan menggerakan tangan, kaki dan kepalanya, kemudian  memotivasi  siswa  tentang pentingnya  materi  rangka manusia  dengan  menyanyikan  lagu “aku anak sehat”. Selanjutnya menginformasikan tentang tema 1 subtema 1 yang  akan  dipelajari,  menyampaikan  tujuan  pembelajaran  dan  langkah-langkah  pembelajaran Two  Stay  Two  Stray.

Baca juga:  Kolase Bahan Bekas Tingkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak TK

Selanjutnya  tahapan  pembagian kelompok, pada tahap   ini   guru   meminta   siswa   untuk   duduk   dalam kelompok  masing-masing  yang  telah  ditentukan.Guru  membagikan  soal kerja kelompok dalam bentuk LKS tentang gambar rangka manusia.  Guru  meminta  2  orang  siswa  dari  masing-masing  kelompok  untuk bertamu ke kelompok lain, dan guru menjelaskan bahwa 2 orang siswa yang tinggal  dalam  masing-masing  kelompok  untuk  berdiskusi  dengan  tamu mereka dan saling membantu.

Guru  meminta  siswa  untuk  kembali ke  kelompoknya masing-masing dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain kepada kelompoknya  masing-masing.  Selanjutnya  guru  meminta  siswa  untuk mencocokkan  hasil  diskusi  mereka  dan  membahasnya  kembali  dalam kelompok. Pada tahapan akhir, guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman  dan  memberikan  penguatan  kepada  siswa  serta  mengakhiri pembelajaran.

Baca juga:  Efektivitas Google Form dalam Penilaian Pembelajaran Daring

Dari analisis dan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mencapai  kriteria  yang  ditetapkan,95% siswa tuntas KKM.Dengan    demikian,    dapat    disimpulkan    bahwa    pembelajaran dengan  menggunakan  model  TSTS  sangat  tepat  diterapkan  pada  mata pelajaran IPA khususnya pada Tema 1 Subtema 1 rangka manusia, dan juga merupakan suatu alternatif yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar.

Oleh : Iis Sugiarti, S.Pd.SD.

Guru SDN 02 Gambuhan, Pemalang

iklan