Dalam Kurikulum Merdeka, Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMK Negeri 7 Semarang kelas X untuk semua jurusan. Mapel ini merupakan integrasi antara social sciences dan natural sciences sebagai kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran IPAS dikemas dalam bentuk projek (project-based learning) dan diajarkan bisa den dengan model PjBL (project-based learning) atau PBL (proplem-based learning). Mapel IPAS ini terdapat 3 elemen konten dan 7 aspek materi. Aspek ke-5 adalah Keruangan dan Konektivitas antar Ruang dan Waktu . Capaian Pembelajaran (CP) dari aspek ini yaitu siswa dapat memahami pengetahuan ilmiah dan menerapkannya, membuat prediksi sederhana, mendeskripsikan, disertai pembuktiannya. Sangatlah sulit memenuhi CP dari aspek ke-5 ini khusunya untuk kelas X jurusan TPFL yang sangat suka dengan metode praktik. Aspek ini merupakan materi social sciences (ilmu sosial) yang banyak teorinya sehingga sebagian besar siswa SMK tidak menyukai. Maka untuk pembelajaran aspek ini diperlukan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar dapat maksimal, yaitu model PBL berbantuan survei sosial.
Permendikbud No.59 Tahun 2014 menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (proplem-based learning) adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan baru. Dalam proses PBL dilakukan secara kolaboratif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terfasiitasi, sebagaimna mereka bekerja secara individu ( Utari, 2019).
Penerapan PBL berbantuan survei sosial dilakukan dengan sintak sebagai berikut: 1) Orientasi siswa terhadap masalah yang dijelaskan oleh guru; 2) Mengorganisasikan siswa belajar, dalam sintak ini guru membantu mengorganisasikan definisi dan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah;3) Membimbing peyelidikan kelompok dengan melakukan survei sosial ekonomi di RT yang ada di sekitar tempat tinggal siswa, dalam sintak ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi melalui wawancara kepada Bapak RT dan salah satu warga di RT tersebut untuk memperoleh penjelasan dan pemecahan masalah sosial, ekonomi, dan pendidikan di RT tersebut; 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya berupa laporan hasil survei dan power point untuk presentasi; 5)Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, disini guru membentu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap survei yang telah dilakukan, serta proses-proses yang telah digunakan siswa.
Prosedur kerja yang dilakukan siswa dalam survei sosial ekonomi, yaitu; a. Melakukan koordinasi dengan anggota kelompok untuk menentukan lingkungan RT yang akan dijadikan lokasi survei; b. Membuat instrumen penelitian berupa lembar wawancara dan daftar checklist; c. Melakukan wawancara terhadapt ketua RT dan salah satu warga; d. Membuat grafik yang dapat menjelaskan kondisi sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat RT tersebut: e. Mengujungi perpustakaan sekolah untuk mencari referensi pendukung ataupun pembanding wawancara; f. Melakukan analisis dengan merunjuk pada referensi terhadap data yang ada dan membuat kesimpulan dari pengamatan tersebut.
Akhirnya diharapkan dengan model PBL berbantuan survei ini siswa kelas X terutama jurusan TPFL SMK 7 Samarang akan meningkat hasil belajar IPAS pada aspek 5. Harapan lain dari survei sosial ini agar siswa berlatih berkominikasi melalui wawancara sehingga bisa mengetahui dinamika masyarakat, dan memperoleh wawasan yang bermanfaat di masyarakat.
Dra. Sri Sutarti, M.Si.
(Guru IPAS SMK Negeri 7 Semarang)