Sistem pendidikan nasional selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan zaman. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum. Berdasarkan kurikulum itulah proses pendidikan diharapkan dapat berjalan dengan arah dan tujuan yang benar. Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut, seorang guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang bermakna, sehingga peserta didik mampu menguasai materi yang dipelajari dengan baik, serta dapat mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Hakekat pendidikan adalah usaha sadar dan direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dengan proses pembelajaran yang kondusif. Pendidikan di Indonesia bertujuan memupuk nilai-nilai sikap dan kepribadian sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila. Dalam lingkup Pendidikan Nasional, Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan sebagai suatu wadah untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan dan pembentukan karakter yang menjadi landasan utama bagi terciptanya penerus bangsa. Salah satu lembaga pendidikan yang berperan penting untuk menanamkan dan mengembangkan karakter peserta didik adalah Sekolah Dasar, karena merupakan fondasi awal dalam menanamkan konsep-konsep awal, pengetahuan, maupun sikap yang tergambar dalam karakter peserta didik. Salah satu program pembelajaran menanamkan dan mengembangkan karakter peserta didik di Sekolah Dasar adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Menurut, Susanto (2013:225) pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya indonesia. Pembelajaran PKn di SD Negeri 3 Penganten hanya menjadi pelajaran bersifat hafalan yang hanya menyentuh ranah kognitif pada diri peserta didik. Pembelajaran PKn seharusnya dapat membentuk dan mengembangkan karakter peserta didik yang berlandaskan Pancasila.
Dalam mengatasi permasalahan pembelajaran PKn. solusi yang tepat agar pembelajaran berjalan efektif dan dlancar dapat diterapkan model pembelajaran problem based learning (PBL). Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning diharapkan tercipta karakter demokratis dan tolelansi peserta didik. Menurut Hamruni (dalam Suyadi, 2013:129) Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang di mulai dengan menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Pembelajaran Problem Based Learning pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20. Model pembelajaran berpusat pada masalah, tidak sekedar transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik, melainkan kolaborasi antara guru dan peserta didik, maupun peserta didik dengan peserta didik yang lain untuk memecahkan masalah yang dibahas. Dengan demikian, model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah secara terbuka (Suyadi, 2013:130). Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menolong peserta didik untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini.
Menurut Hamruni (dalam Suyadi, 2013:131) Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang di mulai dengan menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya. Aspek yang terpenting dalam Problem Based Learning bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan, dari permasalahan tersebut akan menentukan arah pembelajaran dalam kelompok. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, peserta didik di dorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Pembelajaran PKn dengan menggunakan Problem Based Learning memiliki tiga karakteristik, yang digambarkan dalam pelajaran Scott dan Laura dalam Egge & Kauchak (2012: 307): Pembelajaran fokus pada pemecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik, Â dan guru mendukung kegiatan pembelajaran ketika peserta didik mengerjakan masalah. Model pembelajaran Problem Based Learning di SD Negeri 3 Penganten merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk merangsang pemikiraan peserta didik untuk mampu mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan intelektual. Sehingga dalam pembelajaran berdasarkan masalah peserta didik dituntut untuk benar-benar berpikir kritis dalam pemecahan masalah yang dilakukan melalui kerja sama dengan kelompok dalam memecahkan permasalahan tersebut.
Oleh
Lilin Dewi Kurniasari, S.Pd.SD
Guru Kelas SD Negeri 3 Penganten
Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan