Tingkatkan keaktifan Siswa dengan Permainan Tradisional Gobak Sodor

Gudhi Hermanto, S.Pd. Guru Penjaskes SDN 3 Telukwetan, Kec. Welahan, Kab. Jepara.

Pembelajaran jasmani kesehatan dan olah raga di SD Negeri 3 Telukwetan berjalan cukup baik, sebagai guru muatan pelajaran penjaskes, saya berusaha mengembangkan potensi dalam proses belajar mengajar dengan mencoba berbagai strategi pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran penjaskes strategi yang kami terapkan cukup menarik perhatian siswa dengan berbagai strategi belajar yang tepat, salah satunya yaitu belajar sambil bermain, dengan begitu membuat anak tidak bosan dalam proses pembelajaran. Namun pada saat pembelajaran permainan tradisional terlihat ada beberapa siswa yang kurang antusias terhadap permainan tersebut, sehingga mereka hanya duduk sampai pelajaran penjaskes habis. Hal ini terjadi karena menurut siswa permainan tradisional tidaklah menarik, membosankan, dan kuno. Sehingga mereka lebih tertarik dan memilih permainan sepak bola dan olahraga lainnya. Dengan adanya kondisi pembelajaran seperti ini membuat saya tertarik untuk mengembangkan model permainan tradisional agar siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran penjaskes khususnya materi permainan tradisional bermain gobak sodor untuk siswa kelas III.

Baca juga:  Cinta Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan Geografi

Permainan gobak sodor terkenal di pulau Jawa. Permainan gobak sodor berasal dari Yogyakarta, nama gobak sodor berasal dari kata gobak dan sodor {Linda Dwi Andari, Analisis Pelaksanaan Permainan Gobak Sodor Terhadap Karakter Siswa di SDN Sumbersari 2 Malang, (Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang,  Malang, 2017), h.8}. Gobak yang berarti bergerak dengan bebas, sedangkan sodor artinya tombak, dahulunya para prajurit mempunyai sebuah teknik latihan dengan sebuah permainan yang bernama sodoran sebagai latihan sebelum berperang dan sodor ialah tombak dengan panjang kira-kira 2 meter tanpa mata tombak yang tajam diujungnya (Ibid, h.8). Permainan gobak sodor adalah suatu permainan dimana satu kelompok orang berusaha untuk mengahalangi dan memecahkan konsentrasi kelompok lain dalam melewati petak-petak dalam permainan gobak sodor. Permainan gobak sodor adalah sebagai salah satu bentuk gerak dalam permainan yang memerlukan ketangkasan, kecepatan didalamnya. Pada permainan gobak sodor terdapat unsur pendidikan jasmani dan kesehatan didalamnya yang sangat sesuai dengan karakteristik siswa. Karakteristik tersebut adalah gerak lari, menyenangkan, permainan yang mudah dimainkan, sosialisasi untuk anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelincahan (Emi Supadmi, Op.Cit., h.21).Permainan gobak sodor dimainkan oleh 2 kelompok, kelompok yang kalah menjaga garis dan kelompok yang menang harus melewati garis dan menghindari lawan. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat melewati garis dan lawan sampai ujung serta dapat kembali ke tempat semula.

Baca juga:  Coolingsaw Aktifkan Pembelajaran IPS di SD

Setelah pengaplikasian permainan gobak sodor di SDN 3 Telukwetan, minat dan antusias peserta didik terhadap permaianan tradisional meningkat. Hal tersebut dikarenakan oleh keseruan dan daya kompetitif pada permainan gobak sodor. Menurut Hidayah dan Nurhayati yang dikutip dari artikel Angga Bramansta P. Berpendapat bahwa Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah selain untuk menjaga kestabilan kesegaran jasmani siswa juga berperan sebagai media penanaman nilai-nilai olahraga yang terkandung di dalamnya seperti kesopanan, kedisiplinan, kejujuran, sportivitas, tanggung jawab, pantang menyerah, dan pola hidup sehat. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah aktifitas jasmani yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan, meningkatkan kualitas fisik dan menumbuhkan pola hidup sehat bagi anak yang dapat dilakukan sejak usia dini untuk penanaman sikap dan karakter siswa.

Baca juga:  Picture and Picture Tingkatkan Pemahaman Hubungan Internasional

 

iklan

Oleh :

Gudhi Hermanto, S.Pd.

Guru Penjaskes SDN 3 Telukwetan, Kec. Welahan, Kab. Jepara.

iklan