Tingkatkan Kemampuan Matematik Fungsional ABK Melalui P5 di Sekolah

Anak autis adalah anak yang mengalami gangguan neurobiologis yang bersifat pervasive atau kualitatif yang ditandai dengan adanya gangguan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, imajinasi, fleksibilitas, atensi,  komunikasi dan interaksi sosial (Dian Nafi, 2012).  Akibat gangguan  tersebut anak autis  mengalami hambatan intektual sehingga berpengaruh pada kemampuan akademik salah satunya adalah pelajaran Matematika .

Matematika   merupakan pelajaran yang sangat mendasar dan telah diajarkan sejak Sekolah Dasar kelas satu.  Pelajaran ini sangat penting untuk bekal pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika yang  berfungsi secara langsung  untuk memecahkan masalah dan dirasakan mendatangkan banyak manfaat bagi dirinya sendiri maupun  orang-orang yang berada di sekitar anak  disebut sebagai Matematika fungsional. Salah satu penerapan Matematika fungsional misalnya menghitung berapa  sendok gula yang dibutuhkan ketika membuat teh dalam satu teko atau gelas, berapa sendok terigu ketika membuat tempe mendoan 10 biji dan sebagainya.

Di sekolah, Matematika fungsional juga bermanfaat untuk kegiatan tertentu seperti pencapaian Projek  Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek P5 dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Di SLB Negeri Pembina Yogyakarta  P5  ditetapkan pada semester ganjil  tahun pelajaran 2022/2023 adalah penanaman sayuran organik. Sayuran organik yang  ditanam yaitu kangkung, sawi hijau,  dan bayam. Prosesnya dimulai dengan menyiapkan peralatan yaitu polibag, cetok, gatul (sejenis cangkul kecil) dan ember.  Untuk bahan yaitu sekam bakar, tanah dan pupuk kandang serta benih/biji. Penanaman sayuran Organik di sekolah berdasar pertimbangan lahan yang yang dimilik sangat luas dan relatif dapat dilakukan oleh siswa atas bimbingan guru dan  koordinator tim dari Rombel Pertanian.

Baca juga:  Mengenal Dunia dengan Aplikasi Seterra

Guru sebagai ujung tombak pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna  dan berkualitas. Untuk itu  guru  harus terus  berinovasi dan berkreasi  dalam pembelajaran. Salah satu  kreasi guru adalah pengoptimalan implementasi kurikulum merdeka dalam hal ini P5 untuk membantu mengembangkaan kemampuan peserta didik. Melalui belajar sambil bekerja/berkarya atau sering disebut  belajar aktif  (learning by doing) siswa  lebih merasakan pembelajaran yang bermakna.  Belajar jenis ini lebih  menekankan  pada peran    aktif    peserta    didik    agar    dapat mengalami sendiri  informasi   tentang  bahan  ajar yang disampaikan oleh  pendidik sehingga   peserta   didik  dapat   melihat   dan  praktik    selama    pembelajaran   berlangsung   (Reni   Herniati, dkk,    2017).  Dengan penggunaan media yang cocok akan membuat siswa tertarik dalam belajar. Ketertarikan ini salah satu faktor keberhasilan peserta didik dalam memahami materi (Muchith, 2008)


Baca juga:  Stop Budaya Titip Anak!

  Dalam praktik pembelajaran di kelas  III  Semester Ganjil  Tahun Pelajaran 2022/2023 lingkup materi yang dipelajari siswa seputar menghitung angka, mengidentifikasi uang, dan waktu.  Meskipun  siswa sudah dapat membilang 1-20 tetapi mereka masih mengalami kebingungan saat mengidentifikasi angka secara konseptual. Hal ini terbukti ketika diminta menghitung benda dan mencocokkan dengan angka terkadang masih salah. Selain itu hasil tes tertulis siswa  yang menghitung banyak gambar juga masih beberapa kali salah.

Bertitik tolak dari hal tersebut guru perlu berinovasi membuat  cara belajar  yang berbeda  dan  lebih menarik. Inovasi yang dimaksud adalah membuat  teknik belajar sambil bekerja yaitu dengan implementasi P5 yang serempak dilakukan setiap hari Jumat. Dengan melaksanakan P5 siswa belajar menghitung jumlah polibag yang akan diisi,  jumlah takaran pupuk, tanah dan sekam bakar yang diaduk di ember besar sebagai persiapan media tanam. Kemudian menghitung berapa polibag yang sudah terisi media dan yang belum. Setelah panen siswa  dapat menghitung berapa   ikat yang diperoleh, berapa banyak yang sudah dicuci dan yang belum. Setelah dijual ke warga sekolah, siswa dapat menghitung berapa lembar uang yang di diperoleh sekaligus belajar membaca nominal yang tertera pada uang. Setelah menghitung, siswa mencocokkan dengan pias kartu angka yang telah dilaminating dengan ukuran 15×15 agar mudah dan nyaman digunakan di area kebun sekolah.  Selain mempermudah dalam menyampaikan materi, media ini juga membuat anak mejadi senang  dan bersemangat dalam belajar.

Baca juga:  Imajinasi dan Kreativitas Tingkatkan Kemampuan Menulis Puisi

  Demikian paparan dari pembelajaran ini, semoga menjadi inspirasi bagi bapak ibu guru lain untuk  berinovasi dengan media/model lain agar  pembelajaran lebih berhasil dan bermakna.   Semoga  memberikan dampak yang positif  serta  memberikan manfaat dalam dunia pendidikan.*)

Rusiyam Trisawiji, S.Pd.

Guru SLB Negeri Pembina Yogyakarta