Tingkatkan Kemandirian Anak Tunagrahita dengan Role Playing

KHUSFIANA, S.Pd Guru SLB N Kaliwungu Kudus
KHUSFIANA, S.Pd Guru SLB N Kaliwungu Kudus

Anak Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan fungsi kecerdasan intelektual dan adaptasi tingkah laku yang terjadi pada masa perkembangannya dan juga menyebabkan kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus.

Sedangkan menurut Amin (1995:15) anak tunagrahita adalah “ anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata, mengalami hambatan tingkah laku, penyesuaian dan terjadi pada masa perkembangannya”.

Dengan segala kekurangan dan hambatan tersebut Anak tunagrahita sangat memerlukan layanan bimbingan dan pendidikan yang khusus, salah satunya adalah kemandirian.

Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius,2002:145).

iklan

Salah satu cara untuk meningkatkan kemandirian anak tunagrahita adalah dengan metode belajar bermain peran (Role Playing)

Baca juga:  Siapakah Penyumbang Dana Dalam Program Pendidikan Gratis?

Pengertian bermain peran (Role Playing) menurut Kamus Bahasa Indonesia (Badudu-Zain, 84) adalah mengambil bagian dalam melakukan suatu kegiatan yang menyenangkan baik dengan menggunakan alat atau tanpa alat.

Oleh Karena itu semua penulis ingin mencoba menggunakan metode Bermain peran dalam pembelajaran Tema “Bermain di Lingkunganku” Sub Tema “ Bermain di tempat wisata” untuk meningkatkan Kemandirian Anak Tunagrahita di Kelas IV SLB N Kaliwungu Kudus.

            Dengan menggunakan metode bermain peran (Role Playing) dalam pembelajaran anak tungrahita, diharapkan akan memberi motivasi anak untuk berani memerankan tokoh yang ada dalam cerita tersebut adapun langkah-langkah yang harus kita pahami terlebih dahulu (Dahlan : 1984) adalah sebagai berikut : Identifikasi masalah denga cara memotivasi para peserta didik, Memilih tema, Menyusun Skenario  pembelajaran, Pemeranan,Tahapan Diskusi dan Evaluasi, Melakukan pemeranan ulang, diskusi dan evaluasi tahap dua, Membagi pengalaman dan menarik generalisasi.

Baca juga:  Metode Mind Map tingkatkan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi

Untuk melaksanakan Metode bermain peran (Role Playing) diperlukan Skenario dan bahan-bahan imitasi atau Properti seperti: Ruangan dibentuk seperti dalam bis, kursi dijajar ke belakang, ada satu kursi didepan untuk Sopir, serta pasir imitasi dan batu-batu, kerang, kipas angin untuk membuat angin seperti layaknya di pantai beneran.

Setelah Anak melakukan bermain peran (Role Playing) berulang-ulang, secara bertahap anak akan termotivasi dalam bertindak, dan berani dalam memutuskan serta mampu bertindak sesuai kehendak/keinginannya dalam memenuhi kebutuhannya sendiri dan sesamanya.

Anak akan merasa senang dan ingin mengulangi bermain peran lagi, dan akhirnya kemandirian anak akan terbentuk.

            Demikian tadi sekilas pelaksanaan pembelajaran di kelas IV Tunagrahita SLB N Kaliwungu yang menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Tema Bermain Di Lingkunganku Sub Tema Bermain Di tempat Wisata,.

Baca juga:  Jumat Bersih, Bentuk Karakter Iman Peserta Didik

Dari hasil evaluasi dan diskusi setelah dilaksanakannya Metode Bermain peran (Role Playing)  dalam pembelajaran, terlihat ada perubahan sikap dari anak tunagrahita, anak lebih bersemangat dan ceria, bisa disimpulkan bahwa dengan Metode Bermain Peran (Role Palying) dalam pembelajaran, anak tunagrahita berhasil meningkat kemandirinannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menulis artikel ini, penulis mohon bagi pembaca untuk memberi masukan, saran sehingga tulisan ini menjadi lebih baik. Penulis juga berharap semoga ada atau bahkan banyak guru yang sudi membuat inovasi-inovasi dalam pembelajaran demi terciptanya kemandirian anak Tunagrahita.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan terutama di Pendidikan Luar Biasa.

KHUSFIANA, S.Pd

Guru SLB N Kaliwungu Kudus

iklan