Usia 4-6 tahun adalah masa emas pada tumbuh kembang anak. Berbagai pengalaman baik dari orang tua, lingkuangan dan sekolah sangat mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Sasongko (2017:23) Anak membutuhkan stimulasi dalam membentuk karakter diri melalui institusi pendidikan formal. Institusi pendidikan pada usia 4-6 adalah Taman Kanak-kanak. Pad ataman TK anak bisa mulai belajar dan bermain sesuai dengan jenjang usianya. Salah satu ketrampilan Bahasa yang diajarkan pada jenjang TK adalah kemampuan menyimak. Ketrampilan ini sangat penting bagi anak usia dini. Kemampuan menyimak itu sangat penting untuk setiap individu, karena setiap kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari berhubungan dengan kemampuan menyimak. Menyimak perkataan orang lain adalah merupakan salah satu cara anak dalam menerima bahasa yang menuntut kemampuan menyimpan berbagai informasi dan berkaitan dengan proses berpikir. Kemampuan menyimak yang baik dan benar merupakan modal bagi mereka dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang akan didapatnya kelak dimasa akan datang.
Pembelajaran ketrampilan menyimak pada TK Negeri Pembina Ampelgading Kabupaten Pemalang belum bisa berjalan dengan baik. Ketrampilan menyimak menjadi materi sekunder dibandingkan dengan ketrampilan bahasa lainnya. Selain itu dalam aktivitas pembelajaran anak anak seusia mereka seringkali tidak fokus dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga capaian ketuntasan ketrampilan menyimak hanya sebatas 40.25%. Penyampaian materi dari guru seringkali menggunakan metode yang sama. Sehingga ketertarikan siswa untuk mengikuti menjadi rendah. Mereka lebih banyak mengobrol dan bermain dengan teman lainnya. Sehingga daya serap terhadap ketrampilan menyimak menjadi rendah. Permasalahan ini harus diatasi dengan menggunakan pilihan media pembelajaran yang menarik. Salah satunya dengan menggunakan media wayang kertas.
Menurut Suwardi (2013:21) wayang kertas merupakan media yang kaya akan nilai budaya dan ketrampilan. Media ini bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Tokoh pewayangan bisa dibuat sesuai dengan karakter lakon yang dibawakan. Sehingga anak lebih mudah memahami karakter tiap tokoh. Adapun langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pertama, Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran terkait ketrampilan menyimak. Kedua, Guru menunjukan kepada para siswa terkait dengan tokoh pewayangan yang telah dibuat. Ketiga,Guru Membagikan lembar kerja untuk diisi setelah aktivitas menyimak. Keempat,guru melakukan apersepsi dan pengkondisian agar anak siap dalam menyimak materi. Kelima, guru membacakan sebuah bacaan dengan media wayang kertas. Anak anak menyimak dengan baik apa yang mereka dengar. Setelah itu mereka mengisi lembar kerja yang telah dibagi berdasarkan apa yang mereka simak dari teks yang dibacakan guru. Terakhir, Guru menarik kesimpulan dan melakukan evaluasi pembelajaran bersama.
Penggunaan media wayang kertas pada pembelajaran ketrampilan menyimak di TK Negeri Pembina Ampelgading Kabupaten Pemalang sangat efektif. Hal ini terlihat dari capaian ketuntasan dengan presentase 88.50 % dengan rata rata 88 dari seluruh siswa. selain itu media wayang kertas juga efektif dalam menarik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Mereka menjadi senang dan fokus dalam menerima materi pembelajaran dari guru.
Novi Kristiana, S. Pd. AUD
Guru TK Negeri Pembina Ampelgading Kab.Pemalang