Masalah yang dihadapi guru di setiap sekolah mungkin berbeda. Tapi ada kalanya suatu masalah yang sama akan muncul kendati berbeda sekolah. Masalah itu biasanya tidak lepas dari kegiatn belajar mengajar di kelas sehari-hari. Kendala yang sering muncul adalah dimana guru kurang peka terhadap kemampuan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang tersasa begitu-begitu saja, model pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Ini yang kadang dialami oleh siswa kelas 6 SD Negeri 1 Kebutuhjurang Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara. Lemahnya motivasi belajar siswa bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Kekurangan motivasi yang disebabkan oleh faktor internal adalah dengan tidak ada rangsangan serta gairah dalam belajar. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kurangnya perhatian dari berbagai pihak, baik keluarga maupun masyarakat.
Kemudian bagaimana cara mengatasi lemahnya motivasi belajar siswa ? Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw (Pekomojig) adalah salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk memecahkan maslah di atas. Siswa akan merasa tergugah semangat belajarnya sehingga menumbuhkan keberanian untuk mencoba sendiri, melakukan suatu tindakan, bertanya menjawab, mengembangkan ide-ide baru, kerja sama yang baik antar siswa, sehingga aktivitas dan antusias belajar siswa lebih hidup. Model pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam kelompok kecil. Seperti diungkapkan oleh Lie (1999:73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat orang secara heterogen dan siswa bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : (1) siswa dikelompokan dengan anggota 4 orang secara heterogen, (2) tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda, (3) anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli), (4) setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota tentang subbab yang mereka kuasai, (5) tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi, (6) pembahasan, serta (7) penutup. Dalam model kooperatif jigsaw ini siswa mempuyai banyak kesempatan untuk menyampaikan pendapat adan mengolah informasi yang didapat dan bisa meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif model jigsaw ternyata sangat baik untuk diterapkan pada anak tingkat sekolah dasar, oleh karena itu guru yang akan mengajar harus dapat memilih metode yang tepat dalam mempersiapkan kegiatan proses belajar membelajarkan. Siswa juga harus dibiasakan pada situasi masalah yang nyata, otentik, dan bermakna bagikehidupan. Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan kooperatif model jigsaw dapat memperbaiki atau meningkatkan aktifitas minat belajar siswa. Selain itu juag dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa atau memperbaiki hasil belajar siswa.
Oleh : Ribut Ari Budiarti, S.Pd.SD.
SD Negeri 1 Kebutuhjurang – Pagedongan – Banjarnegara