Tingkatkan Motivasi Belajar Matematika dengan Model Jigsaw

SUMARDI, S.Pd.SD

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah adanya kemauan yang kuat dikalangan para pendidik untuk selalu berusaha mencari metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi, serta jenis mata
pelajaran yang diajarkan. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar adalah motivasi belajar yang ada pada diri peserta didik. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat peserta didik belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar. Motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri peserta didik agar senang hati mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah terutama dalam muatan pelajaran matematika. Pembelajaran matematika merupakan salah satu pembelajaran wajib di SD Negeri 1 Jenengan. Pada muatan pelajaran matematika, terdapat materi-materi pelajaran yang saling bekaitan satu sama lain dengan muatan pelajaran lainnya.

            Joyce dan Weil (Udin S.Winataputra, 2001) mendefinisikan model sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran matematika SD adalah model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran jigsaw ini merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif yang melibatkan peserta didik secara aktif  dalam pembelajaran dan melatih bekerja sama di dalam sebuah kelompok. Pada prosesnya, terdapat kelompok asal yang heterogen dan kemudian dibentuk kelompok ahli untuk menjadikan peserta didik ahli suatu topik yang ditugaskan kemudian saling berbagi informasi kepada teman-teman yang membahas topik berbeda di dalam kelompok asalnya. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu (Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, 2012:144). Pembelajaran kelompok yang dilakukan betujuan untuk melatih peserta didik belajar secara mandiri dengan menentukan cara belajarnya sendiri di dalam kelompok.

Baca juga:  Tingkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Dengan demikian pada pembelajaran kooperatif peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab serta saling membantu dan berlatih berinteraksi, komunikasi-sosialisasi. Metode pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, salah satunya yaitu jigsaw. Pada pembelajaran Jigsaw, peserta didik bekerja bersama dalam kelompok-kelompok kecil di mana mereka harus saling membantu. Tiap-tiap anggota kelompok menjadi ahli dalam subjek persoalannya dan oleh karena itu memiliki informasi penting untuk berkontribusi kepada teman sekelas. Saling bekerjasama dan saling percaya menjadi berharga dan perlu untuk pencapaian akademis. Pendekatan Jigsaw sangat mudah diterapkan dengan variasi tidak terbatas, karena ada empat tahap dasar di dalam prosesnya. Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal (IsJoni, 2009:77).

Baca juga:  Hadiah dan Hukuman Tertibkan Salat

Model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu model yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan bagian dari materi belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim lainnya (Trianto, 2007:56). Dalam teknik ini, peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta didik lainnya dan mempunyai tanggung jawab lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi yang di dapat dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi.


Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dioptimalkan  di SD Negeri 1 Jenengan dalam muatan pelajaran matematika karena dapat meningkatkan kemampuan berkreatif peserta didik dan tentunya meningkatkan prestasi peserta didik. Di samping itu, pembelajaran ini juga dapat meningkatkan komunikasi peserta didik karena berani menyampaikan apa yang telah mereka dapat kepada kelompok lain maupun kelompok sendiri, sehingga peserta didik yang kurang percaya diri untuk menyampaikan pendapat bisa dilatih untuk lebih berani dengan pembelajaran model ini.

Baca juga:  Model Tutor Sebaya Tingkatkan Pembelajaran IPS

 

Oleh

SUMARDI, S.Pd.SD

Guru Kelas SD Negeri 1 Jenengan

Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan