Motivasi belajar pada peserta didik tidak sama kuatnya, ada peserta didik yang motivasi belajarnya bersifat intrinsik dimana kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak tergantung pada faktor di luar dirinya. Sebaliknya dengan peserta didik yang motivasi belajarnya bersifat ekstrinsik, kemauan untuk belajar sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Namun demikian, di dalam kenyataan motivasi ekstrinsik inilah yang banyak terjadi. Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar.
Pembelajaran Berdiferensiasi ini selaras dengan filosofi Kihajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid (Tomlinson. 2001:45).
Pada saat pembelajaran bahasa Jawa khususnya pada KD 3.3 Memahami teks cerita wayang “Srikandhi Madeg Senapati” kelas VA SD Negeri Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang tahun 2022/2023 terlihat motivasi belajar peserta didik kurang sehingga hasil belajarpun rendah. Beberapa peserta didik mendapatkan nilai yang kurang dari KKM. Motivasi belajar dalam hal ini menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar.
Dengan penggunaan pembelajaran berdiferensiasi pada muatan lokal bahasa jawa guru harus memerhatikasn kesiapan mengajar seperti alat dan bahan yang digunakan saat mengajar. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah: (1)Kesiapan belajar (readiness) murid, (2)Minat murid, dan (3)Profil belajar murid. Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Selanjutnya strategi pembelajaran berdiferensiasi ada 3 yaitu: diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten berhubungan dengan materi atau apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.
Melalui penggunaan pembelajaran berdiferensiasi pada murid kelas VA di SD Negeri Meteseh, dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar pun meningkat diatas KKM. Karena sebagai pembelajaran yang berpihak kepada murid sesuai dengan konsepsi merdeka belajar, pembelajaran berdiferensiasi tentunya memiliki tujuan untuk membantu semua siswa dalam belajar, meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, menjalin hubungan yang harmonis guru dan siswa, membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri dan meningkatkan kreatifitas guru. Menerapkan pembelajaran berdiferensisasi yang masih dianggap baru tentunya tidak mudah dan penuh tantangan. Bagaimanapun, guru dituntut kerja ekstra untuk dapat menyiapkan konten materi, proses belajar serta tugas yang berbeda sesuai kebutuhan individual murid. Namun demikian, tidak ada salahnya para guru mencobanya untuk meningkatkan potensi dan hasil belajar anak didik.
Oleh: Megandari Surgana, S.Pd.SD
Guru SD Negeri Meteseh Kota Semarang