Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan Konseling Behavioral

Nanik Suryani Guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 2 Purwodadi - Grobogan
Nanik Suryani Guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 2 Purwodadi - Grobogan

Gejala menurunnya prestasi siswa sesungguhnya dirasakan sebagai salah satu masalah dalam belajar karena secara potensial mereka memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi. Timbulnya gejala ini berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap, dan kebiasaan belajar. Anak-anak dari golongan ini memerlukan perhatian yang sebaik-baiknya dari para guru dan terutama guru Bimbingan dan Konseling di sekolah. Oleh karena itu guru Bimbingan dan Konseling hendaknya bisa memberikan layanan yang tepat untuk mengatasi masalah peserta didik. Dalam kaitannya dengan masalah rendahnya motivasi berprestasi perlu diberikan layanan khusus kepada siswa yang motivasi belajarnya rendah.

Bagi siswa yang secara individual mengalami motivasi belajar rendah perlu layanan konseling dengan pendekatan yang tepat, karena biasanya siswa memiliki perilaku mal-adaptif yakni memiliki kebiasaan-kebiasaan negatif seperti malas belajar, malas mengerjakan tugas/PR, ramai dikelas, membolos dan lain-lain, sehingga model pendekatan konseling yang digunakan haruslah yang bisa menghilangkan perilaku mal-adaptif tersebut yaitu model konseling behavioral. Tujuan konseling behavioral sebagaimana yang diungkapkan oleh Surur (2008:25) adalah menghapus/menghilangkan tingkah laku mal-adaptif (masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.

Baca juga:  Permainan Kwartet Akun Permudah Belajar Akuntansi

Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut. Dalam hal ini, konselor aktif merumuskan masalah yang dialami konseli dan menetapkan apakah konselor dapat membantu pemecahannya atau tidak, memegang sebagian besar tanggung jawab atas kegiatan konseling khususnya tentang teknik-teknik yang digunakan dalam konseling, mengontrol proses konseling dan bertanggung jawab terhadap hasil-hasilnya.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam konseling behavioral, adalah Assesment, bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan konseli (untuk mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, perilaku penyesuaian, dan area masalahannya)., Goal setting, untuk merumuskan tujuan konseling, berdasarkan informasi yang diperoleh dalam assessment konselor dan konseli menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling, dengan tahapan sebagai berikut: (1) Konselor dan konseli mendefinisikan masalah; (2) konseli mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil konseling; dan (3) konselor dan konseli mendiskusikan tujuan yang ditetapkan konseli, seperti: (a) apakah merupakan tujuan yang benar-benar dimiliki dan diinginkan oleh konseli; (b) apakah tujuan itu realistic; (c) kemungkinan manfaat dan kerugiannya; (d) konselor dan konseli membuat keputusan apakah melanjutkan konseling dengan menetapkan teknik yang akan dilaksanakan, mempertimbangkana kembali tujuan yang akan dicapai, atau melakukan referral (Alih Tangan Kasus), Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai perilaku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling, Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilakukan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling, Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meningkatkan proses konseling.


Baca juga:  Koran Bekas Ciptakan Kreatifitas Pada Anak

Penyelesaian masalah pada kasus meningkatkan motivasi belajar melalui layanan konseling behavioral guna mencapai tujuan pengembangan dan pengentasan yang bersifat segera kepada siswa yang mengalami motivasi belajar siswa yang rendah di sekolah akan tepat jika guru BK menguasai ketrampilan dalam konseling beehavioral dan adanya motivasi yang tinggi dari siswa yang bersangkutan untuk menyelesaikan masalahnya dalam meningkatkan motivasi belajarnya.

Nanik Suryani
Guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 2 Purwodadi – Grobogan