Pada awal tahun 2020, Indonesia diserang oleh wabah virus yang disebut covid-19. Sejak itu, pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah kebijakan untuk memutus rantai penularan Covid-19. Kebijakan utamanya adalah memprioritaskan kesehatan dan keselamatan rakyat dengan bekerja, beribadah, dan belajar mandiri di rumah. Pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), dimana kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan secara tatap muka langsung.
Pada proses PJJ ini banyak mengalami kendala. Sesuai dengan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang merilis data hasil survei yang dilakukan pada rentang waktu 5 – 8 Agustus 2020 terkait pendidikan online di masa pandemi Covid-19. Hasil survei tersebut menunjukkan, 92% siswa mengalami banyak masalah dalam mengikuti PJJ selama pandemi.
Pada PJJ, siswa menjadi kurang aktif dalam menyampaikan aspirasi dan pemikirannya, sehingga mengakibatkan pembelajaran yang menjenuhkan. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan dalam belajar akan menghambat kemajuan dalam hasil belajar. Seperti yang disampaikan oleh salah satu siswa (ZA), menyatakan “saya merasa bosan karena kurang paham dengan materi dalam PJJ”. Siswa lainnya (MP), menyatakan “materi yang disampaikan sulit untuk dipahami, dan turunnya semangat belajar”. Dari hasil angket yang dibuat dan diisi siswa, hasilnya 54% responden menyatakan prestasi belajar menurun dengan pembelajaran online karena menurunnya motivasi belajar.
Berdasarkan pengamatan, pada proses pembelajaran daring di kelas XI MIPA 1 ada 10 siswa yang mengalami penurunan motivasi dalam belajar. Penurunan motivasi tersebut terlihat dari tidak tepat waktu dalam presensi, ketidakaktifan saat pembelajaran online, dan pengumpulan tugas serta tidak mengikuti ulangan harian. Siswa tersebut adalah DM, ESK, EWK, IN, IDP, IBL, JRG, MAF, MP, ZA. Siswa tersebut selanjutnya diberikan layanan bimbingan kelompok.
Menurut Prayitno (2012), layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa baik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari sebagai individu, pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Prayitno (2012) tujuan khusus layanan bimbingan kelompok adalah untuk membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif dan bertanggungjawab. Di dalam bimbingan kelompok, guru BK berlaku sebagai pemimpin kelompok (PK) dan siswa sebagai anggota kelompok. PK mengarahkan kelompok sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas,, terbuka, dan demokkratik, konstruktif, saling mendukung, dan meringankan beban, memberikan rasa nyaman, menggembirakan dan membahagiakan, serta mencapai tujuan bersama kelompok. Bimbingan kelompok ada 5 tahap. Tahap I adalah pembentukan, tahap II peralihan, tahap III kegiatan, tahap IV refleksi, dan tahap V adalah penutup. Kegiatan pada tahap I adalah pengenalan diri, di tahap II kegiatannya membahas suasana yang terjadi, meningkatkan keikutsertaan anggota. Pada tahap III terjadi tanya jawab antara anggota kelompok dan PK tentang topik yang dikemukakan yaitu tentang menurunnya motivasi belajar dan anggota kelompok membahas topik tersebut secara mendalam dan tuntas. Pada tahap IV, PK meminta anggota kelompok mengemukakan pesan, kesan, harapan dan hasil-hasil kegiatan. Tahap V kegiatannya membahas kegiatan lanjutan.
Layanan bimbingan kelompok yang diberikan kepada10 siswa tersebut dari tahap I sampai tahap V melalui G-meet. Dari kegiatan tersebut, siswa memperoleh pengalaman yang berbeda dari siswa lainnya, yang bisa digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan dan tujuan diberikannya layanan tersebut yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa bisa tercapai.
Hal itu selaras dengan penelitian oleh Galuh Hartinah, dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Metode Problem Solving”
(https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/701).
Oleh :
Mustianah, S.Psi
Guru BK SMA N 14 Semarang