JATENGPOS.CO.ID, – Penguasaan Bahasa Inggris dalam era saat ini sangat penting. Melalui tayangan yang di expose pada media internet maka setiap orang mendapat kesempatan untuk membaca, mengkaji dan juga menanggapi baik secara langsung maupun tidak . Dengan pemilihan judul artikel tersebut , memiliki tujuan memberikan wacana dan masukan kepada para Guru khususnya dan umumnya kepada para pendidik yang terlibat secara langsung dengan peserta didik . Para guru disekolah belum dapat mencetak lulusannya yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris khususnya mampu berbicara atau bercakap-cakap dalam bahasa Inggris.
Pendahuluan dalam bentuk narasi tanpa judul, menjamurnya kursus – kursus Bahasa Inggris di Indonesia adalah dampak rendahnya kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah,serta masalah-masalah yang menghambat siswa dalam penguasaan Bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan beberapa kendala merosotnya mutu hasil pelajaran Bahasa Inggris di sekolah:
Alasan pertama adalah tidak mempunyai guru Bahasa Inggris berbicara / bercakap-cakap dengan menggunakan Bahasa Inggris di depan kelas. Hal ini dapat kita akui bahwa hampir sebagian besar guru Bahasa Inggris dalam menyampaikan materinya menggunakan Bahasa Indonesia bahkan Bahasa Daerah masing-masing .Namun saya berpendapat, bahwa begitu sulitnya siswa-siswa kita yang ada di pelosokuntuk bisa memahami penjelasan guru dengan pengantar berbahasa inggris , sedangkan dijelaskan dengan bahasa Indonesia dan bahkan dengan bahasa Daerahnya sendiri saja masih merasa kesukaran untuk memahami materi. Saya percaya bahwa guru-guru di pelosok juga menggunakanBahasa Inggris sebagai pengantarnya namun tidak menggunakan secara penuh selama dalam KBM.
Alasan kedua, menyoroti masalah penerapan tata bahasa. Apabila kita lihat kurikulum saat ini justru unsur tata bahasa saat ini tidak begitu ditekankan untuk dimengerti bagi siswa. Penekanan kurikulum saat ini lebih ditekankan pada pemahaman bacaan yang begitu rumit yang justru hal ini menurut saya menghambat kemampuan siswa dalam praktek berkomunikasi.
Alas an ketiga, menyoroti masalah kosa kata yang diajarkan kurang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini saya juga tidak bisa pungkiri, bahkan saya yangsudah bertahun-tahun mengajar di desa sangat kesulitan untuk memasukkan tema-tema yang harus dikuasai para siswa di pelosok dengan tema-tema yang mengambil latar belakang kehidupan di kota-kota besar . Ini semua karena tuntutan kurikulum yang ada saat ini. Semestinya kita tidak semata-mata menyalahkan gurunya , namun kita harus lebih banyak memahami tuntutan yang ada didalam kurikulum.. Bilamana kosakata itu tidak diajarkan pada siswa, pada saat UN para siswa pasti tidak dapat mengerjakan soal yang sedemikian rumitnya.
Alasan keempat, menyoroti masalah tenses dan pengulangan materi di tingkat yang lebih tinggi ( SMP / SMA ). Kurikulum saat ini memang ada pengulangan di tingkat yang lebih tinggi namun tujuannya untuk mempertajam pemahaman dan perluasan wawasan text Report dan Narrative, di SMA materi itu mungkin di ulang kembali tetapi dengan penguasaan pemahaman dan perluasan wawasan. Misalnya , SMP sudah diajarkan tentang bentuk-bentuk kosa kata yang lebih berfariatif.
Sebagai akhir tulisan hal tersebut merupakan warning bagi kita para guru ,walaupun itu sedikit ada benarnya ,namun masih harus perlu banyak belajar dan mengajardi sekolah-sekolah , sehingga dapat memberi wawasan yang luas dan data – data yang akurat , karena masih banyak aspek yang mempengaruhi keberhasilan dan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris, khususnya aspek berbicara.
ALFI HIDAYATI, S.Pd.
Guru SMP N 1 Batuwarno