Tingkatkan Pemahaman Tentang Metamorphosis dengan Bermain Peran

ANI FARIDA, S.Pd.SD GURU SDN 1 ARGASOKA
ANI FARIDA, S.Pd.SD GURU SDN 1 ARGASOKA

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bila diajarkan secara teori saja tentu akan sangat membosankan bagi peserta didik. Mereka akan bosan dengan materi yang diajarkan hanya membaca dan mendengar penjelasan dari guru. Oleh karena itu ide- ide dan cara- cara memberikan pelajaran yang inovatif sangat diharapkan dimunculkan dari para guru yang mengampu mata pelajaran. IPA merupakan konsep pembelajaran alam yang sangat luas yang terkait dengan kehidupan manusia. Kenyataan yang ada di Indonesia mata pelajaran IPA kurang begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan, siswa dan komunikasi antara guru dan siswa. Oleh karena itu diperlukan inovasi dari guru agar pelajaran IPA dapat digemari dan mudah diterima oleh peserta didik.

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam meliputi banyak materi pembelajaran. Salah satu yang diajarkan pada siswa di SDN 1 Argasoka adalah materi tentang metamorphosis. Kompetensi dasar 3.1 menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan. Disini siswa diajari tentang beberapa jenis metamorfosis yang terdiri dari metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna. Pertama tama siswa diberi pengertian tentang apa itu metamorphosis contoh-contoh hewan yang mengalami metamorphosis. Kemudian setelah peserta didik diajarkan tentang teori teori tentang metamorphosis, peserta didik diminta untuk menjalankan peran menjadi bagian dari proses metamorphosis tersebut. Peserta didik ditunjuk per orang untuk menjadi tokoh yang merupakan bagian dari perubahan bentuk tersebut. Siswa berperan menjadi fase fase perubahan bentuk tersebut ada yang berperan menjadi telor ulat kepompong dan kupu kupu misalnya. Dengan berperan menjadi bagian dari proses metamorphosis tersebut maka peserta didik lebih mudah mengingat proses metamorphosis dan siklusnya. Peserta didik akan lebih mudah mengingat dan menangkap tentang proses metamorphosis dengan bermain peran menjadi bagian dari proses metamorphosis tersebut daripada hanya sekedar membaca buku dan mendengarkan penjelasan dari guru.

Baca juga:  Harmoni Paduan Suara Tingkatkan Kerjasama dan Tenggang Rasa

Landasan teori dari bermain peran menurut Mulyasa ada empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan untuk mengembangkan perilaku dan nilai nilai social yang kedudukannya sesuai dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut adalah: yang pertama secara implisit bermain peran mendukung situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi disini pada saat ini. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat menampilkan respon emosional sambal belajar dari respon orang lain. Yang kedua bermain peran memungkinkan peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama. Yang ketiga model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang orang tertentu tetapi bisa muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan. Yang keempat model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok.

Baca juga:  Pendampingan Pembelajaran Luar Sekolah Berbasis Tu-Pro

Bermain peran adalah salah satu permainan pendidikan yang digunakan untuk menghayati proses yang berlangsung. Dengan menggunakan metode bermain peran peserta didik diharapkan mengingat tokoh yang dijalankan. Penerapan bermain peran ini memberikan ruang bagi murid untuk berkreasi dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. Pembelajaran yang aktif ini menjadikan peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan. Metode bermain peran berfungsi untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya yang terjadi dan untuk menarik perhatian peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan bermain peran yang mudah dipahami peserta didik diharapkan pemahaman pelajaran lebih baik dan kelas menjadi hidup. Penggunanan metode bermain peran secara baik dapat memungkinkan peserta didik belajar lebih banyak menegerti apa yang dipelajarinya dengan baik dan meningkatkan motivasi serta minat dan perhatian peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

iklan
Baca juga:  Resitasi Tingkatkan Hasil Belajar PKn

Dengan metode pembelajaran bermain peran diharapkan bisa membantu kelancaran dalam proses belajar mengajar, mempermudah pemahaman konsep dan kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien sehingga tupoksi guru tercapai. Bagi siswa dapat memepermudah memahami konsep, materi lebih mudah dihayati dan dipahami. Semoga dengan metode bermain peran ini siswa lebih mudah memahami konsep konsep yang bersifat abstrak dan teoritis sehingga materi pelajaran mudah diserap secara optimal.

ANI FARIDA, S.Pd.SD
GURU SDN 1 ARGASOKA

iklan