Metode pendekatan pembelajaran efektif dapat digunakan guru untuk mentransfer ilmu dengan baik dan lancar, secara langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar akan efisien jika menghasilkan kemampuan siswa seperti dalam tujuan dan sesuai dengan target materi dan waktu. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memilih metode mengajar yang tepat
Pemilihan metode pendekatan pembelajaran yang tepat merupakan manifestasi dari kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Di samping itu juga akan memperjelas tujuan pembelajaran yang diberikan kepada siswa.
Tujuan pengajaran yang jelas akan memperjelas proses belajar mengajar dalam arti situasi dan kondisi yang harus diperbuat dalam proses pembelajaran. Namun demikian pemilihan metode pendekatan pembelajaran yang tepat juga akan mengalami kesukaran, karena tujuan yang berhubungan dengan emosi, sikap dan tujuan yang beraspek afektif sulit dirumuskan dan sukar diukur keberhasilannya, sehingga pemilihan metode pembelajaran harus memperhitungkan faktor efektivitas dan efisiensi.
Pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Ngaringan kelas VII pada materi kebutuhan manusia semester 2 terjadi permasalahan kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran IPS, dalam hal ini penulis berupaya untuk mendapatkan cara atau metode yang tepat . Salah satu metode untuk lebih meningkatkan prestasi pada pelajaran IPS yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran Jigsaw.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menitik beratkan kepada kerja kelompok dalam bentuk kelompok kecil. Metode atau tipe Jigsaw merupakan metode belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen. Siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam pembelajaran ini, siswa juga memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya (Rusman dalam Shoimin, 2014:90)
Menurut Shoimin kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga dijelaskan sebagai berikut: 1. memungkinkan murid dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan, dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri, 2. hubungan antara guru dan murid dapat berjalan secara seimbang dan memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan harmonis, 3. memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif, 4. mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok, dan individual (2014:93).
Sedangkan kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Shoimin adalah sebagai berikut: 1. jika guru tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing, dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi, 2. jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah, 3. membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan (2014:93-94).
Pada metode Jigsaw penulis melihat ada titik lemah yang terletak pada pembagian jumlah anggota kelompok ahli yang terdiri atas satu siswa dari masing-masing kelompok asal yang membahas tugas tertentu. Tugas ini tentu akan lebih maksimal jika kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal ditambah satu siswa lagi sehingga jumlah kelompok ahli dari satu kelompok asal untuk tugas tertentu menjadi dua siswa.
Pembelajaran metode Jigsaw ini dapat membangun aktivitas belajar siswa. Siswa dapat menyampaikan idenya masing-masing kepada teman-temannya, dan siswa juga dapat mengeksplorasi pemikirannya terhadap topik permasalahan yang diberikan oleh guru. Sehingga pembelajaran sepenuhnya tidak terpaku pada guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw pada materi kebutuhan manusia telah dilakukan uji kompetensi hasil belajar siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 2 Ngaringan meningkat.
Dwi Purwaningsiam, S.Pd
Guru SMP N 2 Ngaringan Kab. Grobogan