JATENGPOS.CO.ID, – Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan guru dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Output dari pembelajaran PAI di sekolah adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia budi pekerti luhur yang merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan dalam Islam sehingga pencapaian akhlak mulia karimah adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.
Dalam pembelajaran PAI dan BP kelas IX Semester gasal di SMP Negeri 1 Temanggung, khususnya materi tentang Ibadah Haji, yang terjadi saat ini sebagian besar peserta didik kurang semangat dan sulit dilibatkan dalam proses pembelajaran, akibatnya pembelajaran monoton dan pasif. Jika ini tidak diatasi, tentu akan berdampak pada hasil belajar. Menurut Arsyad (2015:15) bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Perubahan diarahkan pada diri siswapeserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus merubah pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif Two-Stay Two-Stray (TS-TS). Model pembelajaran TS-TS merupakan model pembelajaran kelompok dengan tujuan agar peserta didik dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Model pembelajaran ini juga melatih peserta didik untuk bersosialisasi dengan baik. (Huda, 2015:207).
Pada tahap awal guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 (empat) peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen. Guru membagikan materi kepada tiap-tiap kelompok materi Ibadah Haji yaitu tentang rukun haji. Selanjutnya peserta didik bekerja sama dalam kelompoknya mempelajari materi dengan berdiskusi dan saling bekerjasama secara aktif untuk mendapatkan hasil kerja kelompoknya.
Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya untuk berkunjung ke kelompok lain sedangkan sisanya tinggal dikelompoknya untuk menerima kunjungan dari kelompok lain dan memberikan informasi kepada tamu tersebut tentang hasil diskusi kelompoknya. Dalam tahapan ini sangat menarik. Peserta didik nampak ceria dalam berkunjung ke kelompok lain dengan bertanya seluas-luasnya. Begitu pula tuan rumah menjawab pertanyaan dengan semangat. Peserta didik tanpa sadar telah belajar banyak hal selain usaha menguasai materi mereka juga belajar tata cara berinteraksi dengan orang lain. Tahap berikutnya tamu dari kelompok lain berpamitan untuk kembali ke kelompoknya dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. Kemudian mencocokkan dengan hasil diskusi dalam kelompoknya. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka secara bergiliran sedangkan kelompok yang sedang tidak mendapat giliran mereka memperhatikan dan menanggapi. Akhir pembelajaran guru memberikan quiz untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik setelah melakukan pembelajaran.
Pembelajaran dengan model pembelajaran TS-TS ini dapat meningkatkan hasil belajar PAI dan Budi Pekerti. Hal ini dapat dilihat dari kegairahan dan semangat peserta didik untuk terlibat dan aktif dalam pembelajaran. Dengan peserta didik terlibat, maka pemahaman materi pelajaran akan dikuasai dengan baik dan tentunya berujung pada hasil belajarnya. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian Bambang dan Enawaty (2015:11) bahwa Two-Stay Two-Stray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. (*)
Suparmi, S.Ag., M.Pd.I
Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 1 Temanggung