Tumbuhkan Unggah-Ungguh Bahasa Jawa yang Semakin Luntur

Heni Susilowati, S.Pd Guru SDN 2 Tegalrejo Ngadirejo Temanggung
Heni Susilowati, S.Pd Guru SDN 2 Tegalrejo Ngadirejo Temanggung

Bahasa jawa merupakan warisan nenek moyang yang tak ternilai harganya. Dalam penggunaan bahasa jawa harus  memperhatikan tingkatan orang yang diajak bicara,  Bahasa jawa krama digunakan untuk menunjukkan adanya penghormatan kepada mitra tutur yang mempunyai kedudukan atau kekuasaan yang lebih tinggi dari pada penutur ( Susylawati, 2006).

Anak muda zaman sekarang hampir semuannya tidak menguasai bahasa Jawa. Hal itu disebabkan  era globalisasi, beragam budaya asing masuk melalui berbagai media. Bisa juga karena berasal dari ibu muda yang tidak mampu menggunakan  bahasa kromo inggil, sehingga tidak mengajari anaknya bagaimana berbahasa dengan yang lebih tua dan bagaimana berbahasa dengan teman sebaya. Misalnya yang sekarang ini baru boom dikalangan anak- anak kecil kelas satu SD hingga dewasa adalah kata “Gays”, ini juga terjadi di SD kami yaitu SDN 2 Tegalrejo Ngadirejo, jelas kondisi ini akan memperuruk eksistensi krama inggil, krama inggil akan semakin luntur di jawa sendiri. Dan menimbulkan tingkah laku seenak sendiri bagi kaum muda yang tidak mementingkan unggah-ungguh.

Baca juga:  Belajar Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Memudarnya bahasa jawa di Jawa tentunya memilikai berbagai alasan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pendangkalan bahasa jawa. Menurut Ipung (2011), faktor-faktor tersebut adalah (1) faktor pemuda itu sendiri yang merasa malu menggunakan dalam percakapan sehari-hari dengan alasan bahasa jawa merupakan bahasa yang  sudah ketinggalan zaman, sulit tidak gaul, tidak tau artinya dan juga membingungkan. (2) faktor keluarga; orang tua mendidik anaknya dengan bahasa indonesia bahkan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari (3) Faktor sekolah; alokasi jumlah jam mata pelajaran bahasa jawa  baik di SD, SMP, dan SMA hanya dua jam. Padahal materi muatan bahasa jawa sama seperti muatan  bahasa Indonesia dan bahasa inggris.(4) faktor pemerintah;Pemerintah daerah tidak begitu memperhatikan kegiatan yang mengarah pada pelestarian bahasa jawa.

Baca juga:  PBL Pertajam Analisa Gangguan Kepala Silinder

Berbahasa krama inggil akan menumbuhkan norma kesopanan dan rasa saling menghormati di dalam lingkungan keluarga yang akan berpengaruh pada pembentukan karakter anak tersebut. Penggunaan krama inggil akan mencerminkan tata krama atau unggah-ungguh yang baik yang berpengaruh pada pola perilaku anak, maka perlu bagi orang tua  untuk mulai mengajarkan Bahasa Krama Inggil kepada anak-anak mereka sejak kecil agar dapat menumbuhkan jiwa tata krama yang anggun dan dapat membentuk pribadi yang sopan, meskipun hanya dengan ucapan bahasa.

iklan

Untuk itu mari kita  menanamkan bahasa jawa dan kebudayaan jawa kepada anak-anak kita sejak dini, supaya mereka tidak menganggap bahasa jawa adalah bahasa yang kuno dan membiasakan diri menggunakan bahasa jawa, di dalam kehidupan sehari-hari dalam berbicara menggunakan bahasa yang benar baik dari segi bahasa maupun unggah-ungguh supaya dapat dititu oleh anak-anak, jadi bahasa akan tetap lestari.

Baca juga:  Tingkatkan Tatakrama Siswa dengan Pembiasaan

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan dapat diketahui bahwa bahasa jawa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi. Bahasa jawa memiliki pembagian tingkatan-tingkatan yang cukup rinci, penempatan bahasa jawa berbeda-beda sesuai pada perbedaan umur, jabatan, derajat serta tingkat kekerabatan antara yang berbicara dengan yang diajak bicara, yang menunjukkan adanya unggah-ungguh( sopan-santun) bahasa jawa.

Heni Susilowati, S.Pd

Guru  SDN 2 Tegalrejo

Ngadirejo Temanggung

iklan