JATENGPOS.CO.ID, Keberhasilan pendidikan terletak pada proses pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan efisien. Artinya proses pembelajaran yang didasarkan atas kesesuaian antara yang direncanakan guru dengan keberhasilan yang dicapai oleh siswa. Proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif apabila didukung oleh keaktifan siswa. Baik teori belajar behaviorisme maupun teori belajar koqnitif memandang penting siswa belajar secara aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan guru hanya memberikan dorongan dan rangsangan agar siswa dapat belajar secara aktif.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan ajaran Alloh SWT, maka ketrampilan membaca Al Qur’an harus dimiliki oleh setiap siswa yang beragama Islam. Namun hal ini belum semuanya dimiliki oleh mereka karena ada sebagian siswa sampai duduk di meja SMP masih ada yang belum bisa membaca Al Qur’an. Kenyataan ini menjadi kendala yang besar bagi guru Pendidikan Agama Islam untuk mentranfer ilmu-ilmu Pendidikan Agama Islam kepada para siswa. Untuk itu perlu dicarikan solusi yang tepat bagi siswa yang belum bisa membaca Al Qur’an tersebut.
Salah satu solusi yang penulis tawarkan bagi siswa yang belum dapat membaca Al Qur’an adalah belajar kepada temannya dengan cara tutor sebaya. Setelah mereka memiliki kemampuan yang sama atau lebih mereka dijadikan sebagai tutor. Penyempurnaan pembelajaran membaca Al Qur’an melalui kegiatan tutor sebaya ini dipandang penulis sangat penting untuk dilakukan karena waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas sangat terbatas hanya 2 jam pelajaran per minggu. Sementara masih banyak siswa yang belum dapat membaca Al Qur’an dengan lancar.
Mengingat pentingnya membaca Al Qur’an maka peran guru sangat penting. Menurut Ahmad Syarifudin guru sebagai pendidik harus berperan sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, mediator, supervisor, dan evaluator. Untuk itu model pembelajaran yang lebih tepat dalam membaca Al Qur’an adalah dengan tutor sebaya. (2004: 69)
Yang dimaksud dengan tutor adalah tenaga pengajar dalam model pembelajaran membaca Al Qur’an. Tutor dipilih oleh temannya tetapi harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh guru. Tutor mengajari siswa lain tanpa imbalan. Pemilihan tutor dalam kelompok didasarkan atas: 1) Kemampuan dalam membaca Al Qur’an. 2) Setiap kelompok belajar tersedia tutor untuk membimbing 2-5 siswa. 3) Tutor bertugas sesuai dengan daftar siswa yang tersedia. 4) Dimungkinkan adanya perubahan tutor sesuai keinginan siswa. 5) Seorang siswa dapat menjadi tutor jika memiliki kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tutor sebaya adalah: 1) Merancang perlakuan, apakah lebih tepat dengan penjelasan ulang atau diberi tugas. 2) Menentukan tutor. Tutor dipilih oleh siswa tetapi pesyaratan ditentukan oleh guru. 3) Melaksanakan tutorial yaitu siswa membaca dilihat dan diperhatikan oleh tutor. Jika kurang paham, tutor memberi petunjuk . Dan jika ada kesalahan tutor bisa membenarkannya. 4) Melakukan evaluasi yaitu guru melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
Adapun kelebihan dalam pelaksanaan tutor sebaya antara; 1) melatih siswa bersosialisasi dengan teman-temnnya, 2) melatih siswa mengemukakan pendapatnya, 3) bagi tutor, melatih siswa menjadi pemimpin bagi teman-temannya,4) melatih siswa bertanggung jawab,5) melatih siswa menghargai teman sebayanya, 6) melatih siswa belajar lebih matang, 7) melatih siswa mengkaji isi bacaan tidak sekedar menghafal.