Dalam pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran IPA di SMP N 2 Jatipurno pada umumnya sering mengalami kesulitan. Bagi guru kesulitan biasanya muncul dalam upaya menanamkan konsep IPA pada siswa dan memilih metode yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada. Bagi siswa kesulitan sering dialami karena sebagian besar sudah memiliki anggapan bahwa pelajaran IPA itu merupakan pelajaran yang sulit, menyebalkan, tidak menarik dan membosankan. Di SMP N 2 Jatipurno diperparah dengan munculnya rasa takut dari siswa baik ketakutan untuk mempelajari IPA maupun takut pada guru. Penulis sebagai guru IPA sering menyimpulkan dengan menganggap siswa sudah jelas dan mengerti mengenai materi yang diajarkan, tetapi sering tertipu dengan hasil yang dicapai siswa yang rendah. Kesulitan penguasaan materi IPA seperti tersebut di atas mengisyaratkan adanya suatu permasalahan yang perlu segera dicari jalan keluarnya.
Bertolak dari uraian di atas sebagai upaya jalan keluar diajukan strategi pembelajaran yang menawarkan suatu model baru yang berupa pendekatan pembelajaran “Tutorial Terprogram”. Upaya ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa perbaikan kualitas proses pembelajaran IPA di SMP N 2 Jatipurno. Model Tutorial Terprogram merupakan model pengembangan pembelajaran yang direncanakan dengan teliti. Langkah-langkah model Tutorial Terprogram meliputi memilih siswa sebagai Tutor, menyiapkan Tutor, membagi kelas dalam kelompok kerja, menyiapkan ruang kelas agar tempat duduknya dapat sesuai, menyiapkan siswa terpilih dengan memberikan jam tambahan di sore hari dan melakukan proses belajar mengajar dengan Model Tutorial Terprogram.
Penjelasan mengenai model Tutorial Terprogram selain dijelaskan pada Tutor juga dijelaskan pada semua siswa di kelas. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas pada seluruh siswa mengenai apa, bagaimana, mengapa dan untuk apa. Dalam proses pembelajaran penulis sebagai guru sering menggunakan metode demonstrasi, diskusi informasi dan praktikum. Untuk siswa yang mengalami kesulitan atau belum jelas mengenai materi yang diterangkan guru, diberi kesempatan untuk bertanya dan Tutor diberi kesempatan untuk menerangkan dengan bahasa sendiri. Begitu seterusnya sehingga suasana dalam Proses Pembelajaran benar-benar kondusif. Jika muncul permasalahan selama proses pembelajaran maka diharapkan dapat diselesaikan oleh Tutor tiap kelompok dengan diberikan kesempatan untuk diskusi. Jika satu kelompok tidak mampu menyelesaikan didorong untuk bekerja sama dengan kelompok lain. Jika semua tidak bisa baru guru melakukan intervensi. Tujuan akhir dari model ini adalah hilangnya kesenjangan antara guru dan siswa.
Model Tutorial Terprogram dapat memberikan peningkatan pemahaman konsep IPA, mampu meningkatkan Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), Study Skill (kemampuan belajar), Numeric Skill (kemampuan numerik), Problem Solving Skills (kemampuan memecahkan masalah) dan Social and Personal Skills (kemampuan personal dan sosial) siswa. Model Tutorial Terprogram juga mampu mendorong peningkatan perubahan suasana kelas selama proses pembelajaran serta mengikis kesenjangan antar siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.
Tutorial Terprogram merupakan suatu alternatif model dalam proses pembelajaran IPA. Pendekatan ini jika digabung dengan metode-metode yang lain akan lebih bermakna dan memberikan sumbangan yang positif dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Model ini dapat berjalan dengan lebih sempurna jika didukung penuh oleh sekolah, wali kelas, guru BK dan guru lain. Saran dari kami kepada teman sejawat (rekan guru) dan pihak yang peduli dengan proses pembelajaran semakin mendukung inovasi pembelajaran demi terwujudnya pembelajaran yang berkwalitas.
Lylik Sugiharto, S.Pd
Guru IPA SMP Negeri 2 Jatipurno Wonogiri