Uting hajar? Apa maksudnya ya? Tentu timbul pertanyaan seperti itu. Uting adalah Upaya Tingkatkan, Hajar adalah Hasil Belajar. PBL adalah Project Based Learninq, merupakan investigasi secara mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha siswa.
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPA) merupakan mata pelajaran yang penting, perannya sangat penting dalam kehidupan manusia sepanjang zaman. Bagi siswa, IPA merupakan salah satu pelajaran yang sulit. Diperlukan strategi yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran ini. Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya penguasaan konsep-konsep secara praktis saja, proses penemuan juga.
Ciri makhluk hidup merupakan materi pelajaran kelas tiga SD, yang terdapat pada silabus. Standar Kompetensi: Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Pencapaian prestasi belajar materi ini haruslah mencapai diatas KKM. Maka pembelajaran materi dapat dikatakan berhasil.
Hasil belajar IPA dengan materi ciri-ciri makhluk hidup, anak sering mengalami kesulitan, salah konsep, serta siswa kurang paham sehingga mendapat nilai yang kurang memuaskan. Tentu saja mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar akan rendah bila tidak segera dicarikan solusi pembelajaran yang tepat. Hal ini juga dialami siswa kelas tiga SD Negeri Telukan Dua Grogol Sukoharjo. Siswa banyak yang belum dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Lima puluh enam koma tujuh persen belum mencapai prestasi belajar atau masih di bawah KKM.
Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada materi “ Memahami Ciri-Ciri Makhluk hidup dengan menerapkan Project Based Learning adalah solusi yang tepat. Upaya ini telah dibuktikan di SD Negeri Telukan 02. Setelah menerapkan PBL (Project Based Learning), terjadi peningkatan. Dari kondisi awal nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa Kelas tiga hanya mencapai rata-rata lima puluh sembilan koma nol (di bawah KKM). Siswa yang tuntas hanya tiga belas siswa atau empat puluh tiga koma tiga persen. Terjadi peningkatan ke kondisi siklus I dengan nilai rata-rata enam puluh delapan koma nol, serta ketuntasan sebanyak dua puluh siswa atau enam puluh enam koma tujuh persen tuntas. Kemudian meningkat ke kondisi akhir siklus II nilai rata-rata hasil belajar menjadi delapan puluh koma nol pencapaian di atas KKM dan ketuntasan sebanyak dua puluh tujuh siswa atau sembilan puluh persen dari total tiga puluh siswa.
Hal yang dapat dipetik yang pertama adalah guru hendaknya tetap mengembangkan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Kedua, siswa diharapkan lebih aktif dan berani dalam pelaksanaan pembelajaran.
Ketiga, pihak sekolah agar mendukung para pendidik untuk mengembangkan macam-macam model pembelajaran dalam proses pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam proses maupun hasil belajar peserta didik.
Ninik Pudjiastuti,S.Pd
Guru SD Negeri Telukan 02 Grogol Sukoharjo