Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempelajari tentang alam semesta, baik yang dapat diamati dengan indera maupun yang tidak diamati dengan indera. Menurut Wahyana (dalam Trianto,2011:136) bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian peserta didik. Gurupun sering kali mengalami kesulitan dalam menanamkan konsep kepada peserta didik khususnya konsep perkembangbiakan makhluk hidup, karena sangat luas dan dalam materi tersebut. Akibatnya pembelajaran menjadi pasif dan monoton. Aktivitas belajar yang pasif itu berdampak pada hasil belajar peserta didik jauh dari yang diharapkan. Hal itu terjadi pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 6 Temangggung, Jawa Tengah.
Menurut Hamalik (2011:179) aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan proses kegiatan fisik maupun non fisik yang dilakukan untuk mengubah ke arah yang lebih baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dengan mengajak peserta didik untuk melakukan praktik sendiri dan pembuktian dengan video pembelajaran. Hal ini dapat membantu mereka mengingat berbagai konsep atau fakta dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Riyana (2017:67) bahwa media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video pembelajaran sebagai sarana penting untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep materi yang sifatnya abstrak. Melakukan praktik dengan melakukan pembuatan video merupakan cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi pelajaran, memperjelas dan menarik perhatian peserta didik sehingga dapat mendorong aktivita pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep khususnya perkembangbiakan makhluk hidup.
Dalam hal ini praktik dan pembuatan video dapat dibuat secara mandiri atau berkelompok masing- masing terdiri atas empat sampai enam peserta didik. Berbagai tempat di lingkungan sekolah seperti di kolam ikan, greenhouse, hutan sekolah, taman sekolah, halaman. Apabila dilakukan di rumah dapat menggunakan halaman rumah, serambi, kebun, ladang dan sawah dapat dipergunakan untuk tempat praktik atau penerapan konsep perkembangbiakan mahkluk hidup.
Video yang dibuat oleh peserta didik secara bebas sesuai materi yang dipelajari. Misalnya saja pengamatan ke kolam ikan apabila akan membuat video tentang aves atau ikan, membuat video perkembangbiakan tumbuhan paku dapat dilakukan di greenhouse, membuat video tentang perkembangbiakan tumbuhan biji secara okulasi maka peserta didik dapat ke hutan sekolah dan lain sebagainya. Apabila sudah selesai peserta didik mempresentasikan ke depan kelas dengan memutar video yang peserta didik buat.
Dengan pembelajaran demikian, peserta didik yang kurang aktif akan menjadi kembali aktif terlibat dalam pembelajaran. Bukan hanya itu, kegiatan seperti ini dapat mendapatkan pengalaman yang luar biasa, materi menjadi tidak mudah lupa, menumbuhkan rasa kebersamaan, menjadikan suasana nyaman, dan mengusir rasa bosan di dalam kelas.
Pembelajaran dengan praktik langsung dan pembuatan video praktik menjadikan aktivitas pembelajaran semakin tinggi, peserta didik akan terlibat penuh dan tentu saja akan mendapatkan banyak pengalaman dan itu sulit untuk dilupakan serta efektif membantu peserta didik dalam memahami konsep perkembangbiakan makhluk hidup dengan praktik langsung dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu seperti hasil penelitian Sugianto dan Sudarsono (2020:11) bahwa praktik pembelajaran dengan pembuatan video meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik. (*)
Sri Murtini
Guru IPA SMP Negeri 6 Temanggung, Jawa Tengah