Matematika adalah ilmu tentang kuantitas, struktur, ruang, dan perubahan. Secara etimologis perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”, yang lebih menekankan pada aktifitas penalaran ratio. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.
Pelajaran matematika masih menjadi momok bagi sebagian besar siswa, hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian selalu hasil belajar matematika di bawah rata-rata dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Hasil belajar matematika siswa lebih rendah lagi pada materi mencari luas permukaan limas, materi ini merupakan materi yang sulit bagi siswa. Demikian juga yang dialami oleh siswa kelas V SD Negeri Sidomulyo Kecamatan secang Kabupaten Magelang. Nilai hasil belajar pada pelajaran matematika materi luas permukaan limas masih rendah. Hasil ulangan harian hanya 67% siswa yang lulus KKM, sementara 33% sisanya belum mencapai KKM.
Beberapa kemungkinan penyebab yang menjadi latar belakang rendahnya hasil belajar siswa dalam materi luas permukaan limas adalah materi luas permukaan limas bersifat abstrak, metode menggunakan ceramah, tidak mantapnya konsep tentang jaring-jaring limas, kurang memahami rumus, dan penggunaan media yang kurang tepat atau tidak menggunakan media sama sekali yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Padahal media amat penting dalam pembelajaran matematika. Menurut Briggs (1977) dalam Rudi dan Cepi (2008:6) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah “sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya”.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan menggunakan media. Media tersebut adalah video animasi tentang cara mencari luas permukaan limas ,tujuannya adalah supaya siswa dapat belajar secara optimal. Penggunaan media sangat menunjang tercapainya optimalisasi dalam pembelajaran, karena media merupakan sarana belajar yang awalnya terdapat benda-benda konkret seperti pengalaman anak, selanjutnya terdapat semi konkret seperti benda-benda tiruan. Berikutnya lagi terdapat semi abstrak berupa gambar-gambar, dan selanjutnya terdapat abstrak berupa kata-kata. Melalui media, mencari luas permukaan yang awalnya merupakan materi yang bersifat abstrak dapat menjadi konkret.
“Animasi adalah kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan”. Animasi mewujudkan ilusi bagi pergerakan dengan memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit pada kecepatan tinggi. Animasi multimedia merupakan proses pembentukan gerak dari berbagai media yang divariasikan dengan efek-efek dan filter, gerakan transisi, suara-suara yang selaras dengan gerakananimasi tersebut. Agus Suheri (2006:2).
Sedangkan video animasi merupakan media yang menggabungkan media audio dan media visual untuk menarik perhatian siswa, mampu menyajikan objek secara detail dan dapat membantu memahami pelajaran yang sifatnya sulit. Berbicara tentang limas, limas merupakan sebuah bangun ruang (tiga dimensi) yang memiliki alas berupa poligon (segi banyak : yaitu segi empat, segitiga, dan segi lima). Sisi-sisinya berbentuk segitiga dan memiliki puncak. Nama limas ditentukan berdasarkan alasnya.
Dengan menggunakan media video animasi siswa lebih bersemangat dalam belajar, tidak bosan, dan mudah untuk memahaminya. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomulyo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang yang awalnya hanya 67% siswa yang lulus KKM, sekarang sudah meningkat menjadi 85%. Dapat disimpulkan bahwa melalui video animasi dapat meningkatkan pembelajaran matematika kelas 6.
Oleh :
Sri Bintari Prasetyowati, S.Pd.SD
Guru SD Negeri Sidomulyo Kecamatan Secang
Kabupaten Magelang