JATENGPOS.CO.ID, Pati – Warga di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diingatkan untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya bencana alam, mengingat Pati termasuk salah satu kabupaten yang memiliki risiko bencana alam cukup tinggi, kata Wakil Bupati Pati Saiful Arifin.
“Kabupaten Pati saat musim kemarau banyak daerah yang mengalami kekeringan. Sementara saat memasuki musim hujan kadang disertai angin kencang sehingga menimbulkan bencana alam,” ujarnya di Pati, Minggu.
Untuk itu, kata dia, masyarakat perlu melakukan berbagai antisipasi agar saat terjadi bencana alam, dampaknya bisa diminimalkan.
Potensi bencana alam di Kabupaten Pati, yakni bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan, kebakaran dan abrasi pantai.
Pemkab Pati sendiri, katanya, sudah melakukan persiapan, termasuk melakukan apel siaga bencana untuk memastikan kesiapan mengantisipasi potensi bencana alam di wilayah Pati.
Sementara bagi masyarakat, kata dia, perlu meningkatkan kewaspadaan demi meminimalkan risiko akibat dampak bencana alam karena Pati memiliki risiko bencana alam yang cukup tinggi.
“Saat musim kemarau banyak daerah yang mengalami kekeringan, sedangkan saat musim hujan terkadang disertai angin kencang sehingga menimbulkan musibah. Di samping menyadari bahwa bencana alam merupakan takdir, kami berharap warga tetap berusaha,” ujarnya.
Pemkab Pati juga mencatat cukup banyak warganya yang terdampak musibah bencana alam hingga mengakibatkan tempat tinggalnya mengalami kerusakan bervariasi.
Dalam rangka meringankan beban warganya yang terkena musibah, Pemkab Pati memberikan bantuan untuk korban bencana alam maupun kebakaran.
Menurut dia nilai bantuan tersebut memang tidak seberapa, namun hal itu menjadi merupakan bentuk kepedulian Pemkab Pati untuk membantu warganya yang terkena musibah.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pati Subawi mengatakan sepanjang 2019 Pemkab Pati telah menyalurkan bantuan senilai Rp386,5 juta untuk membantu perbaikan 59 rumah milik para korban bencana alam dan kebakaran.
Untuk nominal bantuan yang diberikan, kata dia, bervariasi tergantung dari tingkat kerusakan rumah masing-masing korban bencana.
Sementara penyerahan bantuan tahap keempat tahun 2019 terdapat 17 penerima dengan total nilai bantuan sebesar Rp110,5 juta.
Dari belasan penerima bantuan, ada penerima bantuan karena rumahnya rusak atau roboh akibat bencana alam serta akibat kebakaran. (fid/ant)