JATENGPOS.CO.ID, KEBUMEN – Mentari tepat di atas kepala saat Haris Effendi (50) menginjakkan kakinya di hamparan pasir putih Pantai Menganti. Bersama istri, dua anak, dan kedua orang tuanya, warga asal Kota Semarang ini, Sabtu (26/7/2025), menempuh perjalanan hampir 4 jam demi satu tujuan, menjauh dari hiruk-pikuk kota dan mencari ketenangan di ujung selatan Jawa.
“Dengar-dengar katanya ini pantai terindah di Kebumen. Dan ternyata, memang luar biasa,” ujarnya, sembari menatap laut biru kehijauan yang membentang tanpa batas.
Pantai Menganti menyambut siapa pun dengan pemandangan dramatis. Tebing-tebing hijau menjulang, hamparan pasir putih, dan bebatuan karang, serta langit cerah tanpa batas. Udara siang menjelang sore masih bersih, diiringi suara debur ombak dan camar yang berputar di atas karang.

Haris dan keluarganya tak menyia-nyiakan waktu. Anak-anaknya langsung berlarian di atas pasir putih, dan diantara bebatuan karang di pinggir pantai. Sesekali mereka berteriak riang saat ombak kecil menyentuh kakinya. Di sisi lain, istrinya sibuk mengambil foto, mengabadikan setiap moment bersama keluarganya, mulai dari gazebo kayu, pasir pantai, bebatuan karang, dan hamparan perahu nelayan.
“Yang paling saya suka di sini itu suasana dan pemandangannya. Bersih, alami, dan viewnya emang keren banget,” kata sang istri, Alin.
Mereka sempat mendaki sedikit ke Bukit Sigatel, sebuah spot favorit wisatawan untuk menikmati panorama laut dari atas tebing. Meski sedikit ngos-ngosan, pemandangan di atas membuat lelah itu tak terasa.
Kuliner, Sunset, dan Kenangan
Tak lama setelah puas menjelajah, keluarga ini mencicipi makan siang sederhana di salah satu warung di tepi pantai. Menu favorit mereka, ikan kakap bakar, sambal mentah, dan es kelapa muda. Harganya pun ramah di kantong.
“Satu porsi ikan bakar cuma Rp25 ribu. Bisa makan sambil lihat laut. Jarang-jarang nemu tempat begini,” ujar Haris sambil tersenyum puas.
Menjelang sore, mereka duduk di salah satu gazebo pinggir pantai, menunggu matahari turun. Langit berubah warna menjadi jingga keemasan, membingkai siluet bukit dan laut yang berkilau.
“Anak-anak sampai nggak mau pulang,” ucapnya terkekeh.
Yaa…. Pantai Menganti bukan hanya tempat liburan, tapi pengalaman yang membekas.

“Ini bukan cuma soal foto bagus atau tempat keren. Tapi soal kebersamaan, soal melihat anak-anak dan orang tua tertawa riang, soal menghirup udara yang nggak ada di kota,” kata Haris, sebelum mengemasi barang.
Dengan harga tiket masuk yang hanya Rp15.000 per orang, Pantai Menganti menjadi pilihan realistis untuk keluarga yang ingin menikmati keindahan alam tanpa harus merogoh kocek dalam.

“Kalau bisa, tempat seperti ini jangan rusak. Tetap dijaga, jangan dikomersialkan berlebihan,” pungkas Haris, sebelum kembali pulang membawa lebih dari sekadar foto, tapi juga kenangan.(aln)