Yoyok Desak Pemkot Semarang Anggarkan Dana Pensiun Mantan Atlit

CEO PSIS: Owner PSIS Yoyok Sukawi. Foto: bejan/jatengpos tv

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – CEO PSIS Yoyok Sukawi angkat bicara terkait nasib mantan striker PSIS Budiono Sutikno, yang kini hidup susah di rumah Susun Kudu Semarang.

Menurut Yoyok, tidak seharusnya mantan atlit hidup sengsara karena kewajiban pemerintah untuk memelihara. “Kita semua tahu UUD 45 telah menjamin anak-anak terlantar dan orang yang tidak mampu dipelihara negara. Masih ditambah lagi adanya UU keolahragaan yang menjamin kesehatan dan masa tua mantan atlit,”kata Yoyok, saat podcast dengan Jateng Pos TV, Senin, 29 Oktober 2023.

Dalam kasus mantan atlit bola di Semarang yang hidup susah, harusnya Pemkot Semarang punya anggaran hari tua merek. Cuma masalah besarnya kata Yoyok, sampai saat ini para kepala daerah tidak mau menganggarkan dana untuk menjamin dana pensiun eks atlit.

Baca juga:  Caleg Hanura Jateng Diinstruksikan Bertemu Masyarakat Sabtu-Minggu

“Mengapa mereka tidak mau? Karena masih menganggarkan dana yang bersifat insfrastruktur bangunan fisik. Yang berdampak pada sanjungan masyarakat.  Sementara kalau menganggarkan untuk masa tua mantan atlit tidak menarik untuk meningkatkan elektabilitas,”sindir Yoyok.

iklan

Artinya, imbuh owner PSIS ini, para penyelenggara negara itu tidak komit dengan undang-undang. Karena itu, Yoyok mengingatkan sekaligus mendesak Pemkot Semarang untuk mau menganggarkan dana pensiun buat mantan atlit di kota Lumpia.

“Kasus pak Budiono ini lucu. Sudah dia sakit, masih ditagih sewa rumah susun juga. Bahkan disegel kamarnya karena nunggak 25 bulan,”kata Yoyok.

SUSAH: Budiono hidup susah di rumah susun.

Seharusnya pemkot Semarang membangun rusun itu untuk menolong warga mereka yang kurang mampu. Yang masih sehat dan bekerja sewa masuk akal. Tapi yang sakit dan terlantar ya harus gratis.

Baca juga:  Ini Harapan Pelaku UMKM Kepada Yoyok Sukawi Jika Terpilih di Pilwakot Semarang 2024

“Saya ga habis pikir, kok begitu dengan warganya yang susah. Untungnya tim kami dari relawan SYS (Sahabat Yoyok Sukawi) segera mendatangi pak Budiono untuk membantu. Yang pertama istrinya yang struk kami bawa ke dokter, nanti bertahap pak Budiono kami obatkan juga,”tambah anggota DPR RI ini.

Menurut Yoyok, pada tahun 90 an, Budiono menjadi striker PSIS. Dia sempat menjadi top scorer 11 gol pada divisi utama Liga Dunhil 1. Namun seiring kesehatanya yang memburuk, dia semakin tenggelam. Lalu sakit-sakitan. Budiono sendiri matanya katarak, hidungnya pecah kena sikut saat berlaga dulu. Kaki dan tanganya luka diabet. Sementara isterihya sakit stroke. Dua anaknya kurang sehat mental. “Jadi pak Budiono ini bisa dibilang hidup susah sehingga tinggal di rumah susun. Sampe anaknya pernah cari rosok buat beli beras,”kata Yoyok lagi.

Baca juga:  Yoyok Spill Tiga Syarat Calon Wakilnya di Pilkada Semarang

Sebagai wakil rakyat, Yoyok terus berusaha mendorong pemerintah untuk menganggarkan biaya rutin bagi mantan atlit yang hidup susah di masa tuanya. “Ini harus didorong supaya mantan atlit yang pernah berjasa terjamin di masa tuanya. Harus ada jaminan hari tua mereka,”tutupnya. (jan)

iklan