JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Mengahadapi cuaca extreme, kemarin BPBD mengadakan Apel Siaga Darurat Bencana Banjir dan Angin Puting Beliung sebagai Antisipasi Musim Hujan dan Simulasi Bencana. Apel yang dipimpin Bupati Demak HM Natsir tersebut diikuti juga oleh Wakil Bupati Drs. Joko Sutanto, Forkopimda Kabupaten Demak, Sekda Singgih Setyono.
Dalam sambutannya, Bupati mengatakan bahwa saat ini Demak telah memasuki musim penghujan, dimana awal musim penghujan terjadi pada bulan Oktober sampai dengan November 2017.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, bulan Oktober sampai dengan November 2017 merupakan masa transisi atau peralihan musim. Sedangkan untuk puncak musim penghujan di wilayah Jawa Tengah diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari 2018. Sehingga patut diwaspadai curah hujan tinggi dalam waktu singkat, angin kencang, dan petir yang berpotensi menimbulkan bencana banjir maupun longsor di berbagai daerah, tak terkecuali di Kabupaten Demak. Pemerintah Kabupaten Demak juga telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir dan Angin Puting Beliung terhitung mulai tanggal 1 November 2017 hingga 15 April 2018.
Musim penghujan seperti sekarang ini resiko terjadinya berbagai macam penyakit. Untuk menyikapi hal tersebut perlu dilakukan langkah-langkah antisipasif sehubungan adanya beberapa ancaman bencana dan penyakit di wilayah Kabupaten Demak.
Oleh karena itu bupati meminta kepada semua pihak untuk bersatu padu melakukan langkah-langkah antisipasi. Sehingga apabila benar-benar terjadi bencana, resikonya bisa ditekan seminimal mungkin. “Melalui apel siaga ini diharapkan kita dapat mengevaluasi kekuatan daerah dalam menghadapi bencana, baik dalam hal kekuatan personil, peralatan / alat-alat rescue maupun evakuasi, sistem komunikasi serta logistik,” imbuhnya.
“Bencana memang tidak bisa kita hindari. Namun setidaknya kita dapat mengantisipasi dan memberikan reaksi cepat melalui prediksi kepada masyarakat untuk meminimalisir jatuhnya korban. Saya harapkan seluruh pemangku kepentingan dapat saling bersinergi untuk dapat menumbuhkan masyarakat yang tangguh menghadapi bencana. Sehingga pengurangan resiko bencana dapat ditekan hingga zero accident,” pungkasnya. :
Kepala BPBD Demak Agus Nugroho LP menambahkan bahwa apel siaga BPBD ini melibatkan unsur dari TNI, Polri, OPD terkait, seluruh RS Puskesmas PMI dan relawan dari BRI BPR BKK BPD.
“Yang menjadi prirotas adalah waspada banjir, puting beliung, dan longsor, untuk tanggul kritis ada 20 titik yang meliputi sungai-sungai di Demak seperti sungai Wulan, sungai Jajar, dan lainnya,” jelas Agus.
Untuk penanganan tanggul kritis ini dilakukan langsung oleh PSDA, seperti yang terjadi di wilayah Sayung, dimana tanggul kritis dan ditambah pintu air yang rusak, sehingga aliram sungai masuk ke pimukiman.
“Padahal dasar sungai sudah sejajar dengan ketinggian kampung sehingga harus dinormalisasi. Sungai dombo pengendali banjir kok malah banjir, karena sedimentasi dibiarkan saja dan tidak ada pembenahan. Sejak 2001 sampai proyek kelar 2004 tidak dibenahi sampai sekarang. Sungai yang aslinya besar, namun menjadi kecil karena sedimentasi dan lain-lain,” pungkasnya. (adi/sgt)