spot_img
32.6 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Tim Pengabdian UNS Adakan Pelatihan Intensifikasi Toga di Desa Wirun

JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Covid-19 semakin bertambah dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan baru-baru ini kondisi Pandemi Covid-19 sudah mengkhawatirkan seiring dengan meningkatnya angka kasus positif dalam beberapa hari terakhir.

Melihat hal tersebut, Riset Grup Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (RG ESDAL) Universitas Sebelas Maret Surakarta, berinisiatif menjembatani pelatihan intensifikasi tanaman obat keluarga (Toga) pekarangan melalui urban farming di Wirun, Mojolaban, Sukoharjo.

Desa Wirun dipilih UNS sebagai tempat pengabdian kepada masyarakat karena Wirun akan dikembangkan menjadi Desa Wisata Budaya Gamelan. Yang artinya membuat semakin banyak orang yang akan keluar masuk Desa Wirun. Selain itu kondisi alam juga memungkinkan sebagai lokasi urban farming.

“Selain melalui vaksinasi, cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terinfeksi Covid-19 adalah melalui peningkatan sistem imun tubuh. Maka kami ajak masyarakat untuk menyediakan sendiri tanaman obat peningkat imun di pekarangan kita,” kata  Dr Joko Sutrisno, ketua tim pengabdian UNS, Kamis (24/6/2021).

Baca juga:  Peringati Dies Natalis ke - 36, STIE Semarang Bersiap Menuju Status Universitas

Sosialisasi dan pelatihan diikuti Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Rejeki dan KWT Mekar Sari. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan pemberian modul tata cara intensifikasi pekarangan, penyerahan bibit tanaman obat, dan pemberian curcuma pro, minuman peningkat imunitas produk inovasi UNS yang dikembangkan oleh Dr. Joko Sutrisno beserta tim.

“Intensifikasi pekarangan melalui sistem urban farming untuk membudidayakan tanaman obat merupakan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi peningkatan permintaan akan tanaman tanaman obat. Selain itu, intensifikasi pekarangan dengan menanam tanaman obat juga dapat berfungsi sebagai echotherapy.” Imbuh Dr Joko.

Beberapa tanaman obat yang mudah dijumpai dan berguna untuk meningkatkan sistem imun adalah jahe, kunyit, temulawak, dan serai. Namun demikian, tingginya permintaan terhadap tanaman-tanaman obat tersebut, menjadikan harga tanaman tanaman obat mengalami peningkatan sejak terkonfirmasinya angka positif Covid-19 di Indonesia.

Baca juga:  Hikmah Ramadhan di Jerman

Erry Suseno Wibowo, Kepala Desa Wirun mengatakan, pelatihan tersebut sangat bermanfaat, KWT akan memulai melakukan intensifikasi pekarangan, mohon pendampingan dari tim pengabdian UNS.

“Kegiatan ini bermanfaat bagi ibu-ibu anggota KWT dalam memanfaatkan pekarangan rumah tinggalnya untuk menghasilkan tanaman obat yang dapat digunakan sebagai echotherapy dan peningkatan imut masyarakat Wirun.” tandas Erry Suseno. (Dea/bis/rit)

spot_img

TERKINI