GROBOGAN – Kurangnya minat baca anak zaman now terhadap aksara Jawa,timbulkan kekhawatiran di kalangan pecinta budaya Jawa. Termasuk guru bahasa Jawa. Bagi anak – anak zaman sekarang, belajar bahasa Jawa dianggap jadul, tidak “ up to date” bahkan bisa diistilahkan “katro”. Hal ini diperparah dengan sikap ortu yang cenderung lebih bangga mendengar anaknya berbicara dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris dibanding bahasa Jawa. Banyak dijumpai di mall – mall atau tempat umum ortu yang mengajak anaknya berbicara dalam bahasa Indonesia. Bahkan sejak bayi diajak bicara bahasa Indonesia. Sehingga anak zaman now lebih nyaman berbicara bahasa Indonesia ketimbang bahasa daerah (bahasa Jawa).
Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Aksara jawa disebut juga dengan nama aksara Legenda. Aksara Legena merupakan aksara Jawa pokok yang jumlahnya 20 buah.
Flashcard dirasa mampu meningkatkan aktifitas dan kemampuan belajar siswa karena menimbulkan daya tarik bagi siswa dan membangkitkan minat serta perhatian siswa. Menurut Edgar Dale ( 1963 ) mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dari lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkret ( Sri Anitah, 2009: 129 ).
Kelebihan flash card dalam Susilana & Riyana adalah yangpertama mudah dibawa-bawa, karena dengan ukuran yang tidakterlalu besar, dapat disimpan di tas dan saku, sehingga tidakmembutuhkan ruang yang luas, dan dapat digunakan di mana saja.Kedua adalah praktis, karena guru tidak perlu memiliki keahliankhusus untuk menggunakan media ini. Ketiga adalah gampangdiingat, karena media ini menyajikan pesan-pesan pendek pada setiapkartu yang disajikan, seperti mengenal huruf, mengenal angka,mengenal nama binatang, dll. Yang terakhir adalah menyenangkan,media flash card dalam penggunaannya bisa melalui permainan,dengan permainan dapat mengasah kemampuan kognitif dan melatihketangkasan (2009).
Flashcard atau lebih dikenaldengan istilah kartu bergambar merupakan kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis) yang dihiasi dengan gambar kemudian dibawah gambar ditulisi huruf Jawa. Antara gambar dan tulisan huruf Jawa harus sinkron.
Cara membuat media kartu bergambar sangat sederhana dan murah sehingga tidak perlu merogoh “kocek” yang dalam. Disamping itu, bisa dimanfaatkan beberapa kali pembelajaran. Flashcard dibuat sedemikian rupa sehingga menarik bagi siswa. Misal dibuat warni – warni terutama memilih warna-warna mencolok kesukaan anak – anak. Media yang digunakan pun bisa memakai kertas “buffalo” atau kertas pelangi warna – warni. Dalam hal ini, pemilihan kertas maupun warna kertas tergantung kreatifitas guru.
Tujuan penggunaan media ini untuk menumbuhkan daya tarik bagi peserta didik . Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian belajar. Selain itu dengan gambar dapat mempermudah pengertian, sesuatu yang bersifat abstrak dapat dijelaskan dengan gambar. Sehingga dengan kartu bergambar, aksara Jawa yang dianggap sulit bagi siswa akan lebih mudah dipahami dan diingat siswa.
Penggunaan media flashcard dalam pembelajaran bisa diterapkan dalam berbagai metode maupun model pembelajaran. Misal cooperative learning, scientific atau model pembelajaran lain. Bahkan bisa dilakukan dengan permainan seperti permainan kartu monopoli atau pohon prestasi. Misal guru memegang kartu dengan posisi gambar dan tulisan aksara Jawa menghadap ke dada kemudian siswa disuruh memilih kartu berdasarkan warna, lalu menebak tulisan yang terdapat dalam kartu berdasarkan gambar. Siswa harus menghafal tulisan yang ada dalam kartu. Atau bisa juga dengan cara yang lain.
Keunggulan media flashcard dalam pembelajaran membaca huruf Jawa, lebih menarik bagi siswa dan memudahkan guru untuk menyampaikan materi. Selain itu kesan yang diperoleh siswa pun lebih mendalam.
Sri Umi Hadi, S.Pd
Guru SMP N 1 Penawangan, Grobogan