Harga Telur Anjlok, Peternak Tombok

PANEN : Seorang pekerja memanen telur di kandang. Foto : aji jarmaji/jateng pos

JATENGPOS.CO.ID, BOYOLALI – Peternak ayam petelur di Boyolali mengeluhkan anjloknya harga telur saat ini. Sedangkan harga pakan justru merangkak naik, sehingga mereka mengalami kerugian cukup besar.

Seorang peternak ayam petelur di Boyolali, Tukinu, mengungkapkan harga telur saat ini turun drastis. Sekarang ini harga telur hanya Rp 15.400/kg di tingkat peternak. Harga itu jauh dibawah harga agar peternak bisa BEP atau impas.

“Harga telur sekarang ini mengalami penurunan yang cukup drastis. Sekarang harga telur hanya Rp 15.400 per kilogram di tingkat peternak,” kata Tukinu, Jumat (10/9/2021).

Turunnnya harga telur saat ini, ungkap dia, dikarenakan permintaan yang turun drastis. Penurunan permintaan dikarenakan beberapa faktor. Antara lain, dampak Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus Corona di masa pandemi COVID-19.

iklan
Baca juga:  Mentan : Sektor Pertanian Tak Terganggu Pandemi Covid-19

“Karena adanya PPKM otomatis banyak orang yang tidak bekerja, warung-warung juga tutup, tidak operasional, tentunya permintaan (telur) kan lemah sekali,” ungkap Tukinu.

“Juga adanya perusahaan besar yang mengeluarkan DOC. DOC tidak laku, akhirnya perusahaan tidak mau rugi banyak akhirnya telur yang calon DOC, itu dilempar ke pasaran. Padahal telurnya kan bagus-bagus,” sambungnya.

Permintaan telur mengalami penurunan tidak hanya dari pasar luar kota, seperti Jakarta. Tetapi permintaan lokal juga menurun, apalagi tidak ada warga yang menggelar hajatan.

Menurut Tukinu, kerugian peternak cukup besar karena harga pakan sekarang juga naik. Harga pakan ayam saat ini mencapai Rp 6.900/kg.

“Kerugian kami itu sudah berlangsung sejak mulai COVID, apalagi setelah PPKM. Ini untuk peternak ayam petelur sudah cukup parah,” keluhnya.

Baca juga:  Pengundian PBB Boyolali Berhadiah Masyarakat Bisa Akses via Youtube Diskominfo

Tukinu menghitung, satu ekor ayam membutuhkan pakan 1,3 ons per hari. Jika 1.000 ekor, maka dibutuhkan 1.300 ons atau 130 kg per hari. Dengan harga pakan Rp 6.900/kg, maka membutuhkan biaya pakan Rp 897.000 per hari per 1.000 ekor.

“Produksi telur setiap 1.000 ekor ayam sehat, per hari rata-rata sekitar 40 kg – 50 kg. Kalau harganya Rp 15.000/kg, dikalikan 40 kg kan hanya Rp 600.000. Sedangkan untuk biaya pakan sudah Rp 800.000-an. Ya tombok. Per hari tombok sekitar Rp 250.000 per 1.000 ekor,” bebernya.

Tukino mengaku memiliki 7.000 ekor ayam petelur. Dia harus tombok rata-rata perharinya mencapai Rp 1.750.000 untuk pakan ayam saja. Belum biaya vaksin, air, obat ayam, gaji karyawan dan operasional lainnya. Untuk bisa BEP, harga telur di tingkat peternak di sekitar Rp 19.000-20.000/kg.

Baca juga:  Dikendalikan Napi, Begini Sabu dalam Mainan Diedarkan....

Hal serupa juga dikeluhkan peternak ayam petelur asal Randu, Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Taufan. Anjloknya harga telur dirasakan sejak sebulan terakhir. Dia memiliki 10.000 ekor ayam dengan tiap harinya mengeluarkan pakan sebanyak 1,2 ton.

“Saya nomboknya Rp 3 juta perhari untuk pakannya saja. Saya harap sih, harga stabil aja. Soalnya kita ternak sendiri aja resiko dah besar. Ditambah pakan naik banyak harganya sampai Rp 7.000/kg. Kalau harga tidak stabil, peternak rakyat ya tutup semua,” kata Taufan kepada wartawan. (aji)

iklan