Matematika adalah mata pelajaran wajib yang selalu dijumpai pada jenjang Sekolah dasar. Dalam mata pelajaran Matematika salah satu materi yang dibahas pada kelas rendah adalah satuan baku. Menurut Suherman (2014: 71) satuan baku adalah satuan yang penggunanya sudah diakui secara umum dan ditetapkan secara internasional. Sehingga satuan baku disebut juga dengan satuan International yang sering di singkat menjadi SI. Salah satu syarat satuan bisa disebut dengan satuan baku adalah keberadaan satuan tersebut diakui oleh dunia internasional. Sehingga satuan yang digunakan di Indonesia sama ketika penggunaanya ada pada negara lain. Selain itu satuan baku haruslah bisa dikonversikan ke jenis satuan lainnya. Â Materi satuan baku pada jenjang kelas III dijelaskan dalam KD 3.7 Mendeskripsikan dan menentukan hubungan antar satuan baku untuk panjang, berat, dan waktu yang umumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini sangat penting diberikan pada anak karena fungsi penggunaanya yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari.
           Aktivitas pembelajaran satuan baku pada siswa kelas III SD Negeri 2 Banyusri Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali masih belum terlaksana dengan baik. Masih banyak anak yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran sulit. Sehingga stigma tersebut terbawa dalam aktivitas pembelajaran. Hasil capaian pembelajaran matematika pada siswa kelas III masih rendah. Para siswa mudah merasa jenuh dan bosan ketika menyimak penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini ditambah dengan cara guru menyampaikan materi yang menggunakan pilihan metode yang sama dari tiap mata pelajaran. Sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan. Dampak yang terjadi adalah menurunya motivasi siswa dalam belajar. Sehingga hasil belajar matematika mereka rendah. Permasalahan ini haruslah segera diatasi. Salah satunya dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Salah satunya yaitu model Student Facilitator and Explaining (SFAE)
Menurut Supriyono (2013:41) Model SFAE merupakan rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi ajar kepada siswa. Adapun Langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertama, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kedua, guru mendemonstrasikan atau menyajikan contoh satuan baku. Ketiga, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikan penggunaan satuan baku yang sesuai dengan media praktik. Selanjutnya siswa yang sudah menguasai penggunaan satuan baku mempunyai tugas untuk mengajari kepada siswa lainnya, misalnyamelakukan pengukuran, penimbangan, pengecekan suhu dan lain lain. Keempat,  guru mendiskusikan materi yang telah disampaikan dan dipraktikan Bersama sama dengan seluruh siswa. Kelima, guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. Keenam, guru mengevaluasi dan menutup kegiatan pembelajaran.
Hasil capaian pada hasil belajar satuan baku pada KD. 3.7 di Kelas III SDN 2 Banyusri Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa penggunaan model Student Facilitator and Explaining (SFAE) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Capaian ketuntasan pada rata rata kelas sebesar 85.75% siswa berhasil menuntaskan materi tersebut. Selain itu siswa merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran karena mereka dilibatkan secara langsung dalam setiap prosesnya. Tidak ada siswa yang merasa sulit pada materi ini karena guru disini berperan sebagai fasilitator. Sedangkan siswa mempunyai peran penting sebagai subjek pembelajar sekaligus pengajar. Rasa canggung untuk bertanya pun sirna karena mereka bebas menayakan materi yang belum dikuasai antar teman.
Rusito, S.Pd.SD
Guru SDN 02 Banyusri Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali
