JATENGPOS.CO.ID, – Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan menyeluruh yang menggunakan aktifitas fisik dengan permainan dan olahraga sebagai alatnya (Rusli Lutan, 2001:42). Berkembangnya potensi peserta didik tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran yaitu kurikulum, pendidik, proses pembelajaran, peserta didik, buku, sarana dan prasarana, serta lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya. Tujuan pembelajaran servis atas bola voli adalah penguasaan teknik dasar yang benar efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya metode, pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran.
Perkembangan kemampuan gerak adalah sejalan dengan perkembangan koordinasi, fleksibilitas, keseimbangan serta perkembangan kemampuan fisik yang lain. Peningkatan kemampuan gerak bisa diidentifikasikan berdasarkan peningkatan efisien, kelancaran, kontrol dan variasi gerakan serta besarnya tenaga yang bisa disalurkan melalui gerakan, Sugiyanto dan Sudjarwo (1993: 131).
Metode mengajar merupakan bagian penting yang dapat dilakukan guru untuk menyajikan materi pelajaran. Moska Mosston dalam Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000: 28-32) mengklasifikasikan gaya mengajar menjadi tujuh macam yaitu: “(1) Gaya mengajar komando, (2) Gaya mengajar praktek, (3) Gaya mengajar resiprocal, (4) Gaya mengajar inklusi, (5) Gaya mengajar eksplorasi, (6) Gaya mengajar guided discovery (7) Gaya mengajar divergent production”.
Sejalan dengan itu, maka metode Inklusi dalam pembelajaran PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan tingkat kemampuan yang dimilikinya, sehingga teknik dasar yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran akan lebih optimal pencapaiannya. Metode mengajar inklusi merupakan cara mengajar yang diterapkan dengan cara merancang bentuk-bentuk pembelajaran berdasarkan tingkatan tertentu dari cara yang mudah sampai cara yang sulit. Dari rancangan pembelajaran yang dibuat guru siswa diberi kebebasan untuk mengikuti tugas ajar sesuai kemampuannya masing-masing. Hal ini sesuai tujuan gaya inklusi yang dikemukakan Husdarta & Yudha M. Saputra (2000:30) bahwa, “Tujuan gaya mengajar inklusi adalah untuk membelajarkan siswa pada tingkatan kemampuan masing-masing”.
Dalam pembelajaran servis atas siswa diberikan kebebasan memilih jarak pada level tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing, sehingga proses aktifitas pembelajaran terus berjalan tidak terhenti hanya karena anak tidak bisa menyeberangkan bola. Untuk itu, yang terpenting kesempatan anak melakukan percobaan dengan teknik yang benar. Mengingat pembelajaran PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) yang utama adalah penguasaan teknik dasar dan kebugaran jasmani peserta didik serta pengalaman gerak melalui aktifitas olahraga dan permaianan, bukan hasil prestasi anak. Metode ini sangat mudah, murah, menyenangkan dan ringan untuk dipelajari dan diterapkan pada setiap sekolah. Janganlah kita terbelenggu dan fanatik dengan satu metode saja, banyak metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran PJOK. Salam PJOK!
Suroso,M.Pd.
SMP Negeri 12 Semarang