UNGARAN, JATENGPOS.CO.ID- Tarawih di Pondok Pesantren (Ponpes) Putri Miftahul Jannah Pujiono C.W di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, terasa lebih khidmat, tidak lain karena diimami langsung oleh Pengasuh Ponpes Putri Hj. Umi Hani’ A.H. Beliau merupakan peraih Juara Nasional Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) tahun 2002.
Lantunan ayat-ayat suci Alquran mengumandang dari dalam aula yang beralaskan papan kayu itu. Malam itu ratusan santriwati khusyuk menyimak ayat demi ayat yang dibaca dalam setiap rakaat sholat tarawih.
Selama bulan Ramadhan seluruh santriwati mengikuti program yang telah ditetapkan ponpes, diantaranya mengikuti tarawih dan hafalan Alquran juga kajian Alquran. Khusus tarawih santriawati dapat menyimak setiap bacaan yang dilantunkan Umi Hani’ sekaligus menghafal atau murojaan.
“Tarawih selama Ramadhan kita selesaikan 2 kali khataman Alquran. Dengan membagi setiap tarawih kita baca surat sebanyak 2 juz, sehingga 15 hari kita dapat khatam sekali,” jelas Umi Hani’ kepada Jateng Pos, seusai tarawih.
Malam itu, di aula Ponpes Putri Miftahul Jannah Pujiono terasakan khidmat dan khusyuk. Setiap jamaah yang seluruhnya santriwati khusyuk menyimak bacaan tartil dan fasih yang dilantunkan Umi Hani’. Mereka dapat mendengar dan menyimak bacaan Alquran yang benar sesuai makhroj, tajwid, dan kesempurnaan bacaan.
Disebutkan Umi Hani’, setiap hari santriwati tahfidz menyetorkan hapalan bacaan kepadanya. Ia biasa mengoreksi jika ada bacaan yang kurang benar maupun salah. Melalui kegiatan tarawih yang setiap hari ia imami santriwati kini dapat menyimak bancaan yang dilantukannya dengan benar.
“Santriwati yang mengikuti bisa murojaan dalam ibadah ini, karena sebagian besar santriwati merupakan menghafal Alquran,” jelasnya.
Diketahui, Ponpes Putri Miftahul Janaah Pujiono sudah ada sebelum tahun 2002 itu, saat ini mengasuh sekitar 250 satriwati tahfid dan mengaji kitab. Sejak dibuka Ponpes berada di lokasi yang asri dan sejuk itu sudah meluluskan sebanyak 1.600 orang alumni.
Keberadaan mereka tersebar di berbagai daerah di Indonesia, sesuai tempat asal mereka, diantaranya di Sumatera, Riau, Lampung, Jambi Kalimantan, Demak, Kudus Purwodadi, Cilacap, Banyumas, dan beberapa daerah di Jawa Tengah lainnya.
“Para alumni meski sudah menyebar di tempat asal dan pekerjaan masing-masing jalinan komunikasi dan silaturahmi tetap terjaga. Ada grup komunikasi yang mengorganisir yang dibuat para alumni sendiri,” terang Umi Hani’.
Ponpes Putri Miftahul Jannah Pujiono merupakan ponpes salafiyah dengan pendidikan khusus mondok tahfidz dan mengaji kitab. Santriwati yang masuk tidak ada syarat tertentu, cukup bagi mereka yang sudah bisa mencuci sendiri.
“Tidak ada syarat khusus, asal sudah bisa cuci dan menyetrika sendiri silahkan mengaji dan menjadi santriwati di sini (Miftahun Janaah Pujiono C.W, red). Makan dan minum sudah disediakan Pondok dan tidak dipunggut biaya apapun. Pendidikan dan kebutuhan hidup semua santriwati gratis,” ungkapnya.
Selain Ponpes Putri Miftahul Jannah Pujiono juga ada Ponpes Putra Miftahul Jannah Pujiono yang lokasinya terpisah tidak jauh dari Ponpes Putri. Program pendidikan diterapkan di pondok putra juga sama mengajarkan hafalan Alquran dan mengaji kitab.
“Program pendidikan mengaji di Ponpes Putra Miftahul Jannah Pujiono C.W sama seperti di pondok putri. Biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari santri juga gratis. Dibiayai langsung dari perusahaan bapak H.M Pujiono,” ujar Pengasuh Ponpes Putra Ustad Shofil Fuad kepada Jateng Pos, kemarin. (muz)