JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Sejumlah kader partai Demokrat di Kabupaten Sragen menumpahkan amarahnya terkait dinamikan Politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres). Menyusul kabar bakal calon Presiden Anies Baswedan menggaet Muhaimin Iskandar untuk menjadi Calon Wakil Presiden. Kemarahan tersebut diwujudkan dengan menurunkan dan membakar baliho Anies Baswedan.
Sejumlah baliho terkait Anies Baswedan yang dipasang Partai Demokrat diturunkan. Bahkan beberapa diantaranya dibakar setelah diturunkan. Seperti yang ada di wilayah Sidoharjo, Tanon dan Gemolong Jumat (1/9).
Terkait situasi tersebut Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Tengah Rinto Subekti menyampaikan tidak ada instruksi dari partai terkait pencopotan baliho bergambar Anies Baswedan. Dia menilai aksi itu spontanitas bentuk kemarahan atas sikap dari Anies Baswedan dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
”Sebenarnya bukti kemareahan kader, bukan karena instruksi. Kami tidak bisa membendung orang yang marah. Saya tahu mereka marah, tidak hanya Jateng se-Indonesia mereka marah,” ujarnya.
Kader melihat Anies mengindahkan komitmen perjanjian piagam kerjasama tiga parpol. ”Kami parpol sebenarnya tidak persoalan siapa yang nanti diusung Anies jadi cawapres. Tetapi 25 Agustus 2023, Anies memberi surat ke AHY, berharap AHY menjadi cawapres berpasangan dengan Anies. Yang kami kagetkan, tanggl 30 tahu-tahu diputuskan Anies dan Nasdem, mas Anies berpasangan dengan Cak Imin,” selorohnya.
Pihaknya kecewa untuk ada perjanjian dan menyurati yang dilakukan Anies Baswedan. Menurutnya di Daerah Pemilihan IV DPR RI meliputi Sragen, Karanganyar dan Wonogiri terdapat billboard 18 yang diturunkan. Belum termasuk spanduk kecil yang jumlahnya banyak.
Lantas sikap kader Demokrat terkait situasi politik saat ini, pihaknya menyampaikan masih menunggu intruksi DPP Demokrat. Apakah tetap bersama Anies atau berpaling ke calon lain.
Sementara Ketua DPC Demokrat Sragen Budiono Rahmadi menyampaikan terkejut dengan situasi yang terjadi di tataran pusat. Dimana Anies Baswedan menggandeng Muhaimin Iskandar untuk cawapres. ”Karena ada surat ajakan pada tanggal 25 Agustus, kami anggap sudah final. Tahu-tahu tanggal 30 ada pergantian, Harusnya kalau ada pergantian koalisi dari diajak rembukan,” ujar dia.
Dia menyampaikan kader Demokrat kecewa dengan langkah Anies Baswedan. ”Oke politik memang dinasmis, tapi etikanya harus dipakai. Perlu ada penjelasan, karena kita membuat piagam koalisi. Membuat kami jadi ragu dengan sosok Anies ini,” tuturnya.
Sementara Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Sragen Fathurohman menyampaikan terkait dinamika Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, dinamika yang ada di atas. Dia menyampaikan PKB sudah melakukan rapat pleno gabungan antara dewan syuro dan dewan tahfidz juga belum memberi keputusan final.
Namun dia menyambut baik ajakan koalisi yang dilakukan Anies Baswedan bersama Nasdem. Hingga muncul wacana duet Anies – Gus Muhaimin. Saat ini masih ditindaklanjuti dengan menggelar rapat DPP PKB, DPW PKB dan para Kyai. ”Hari ini jam 3 di Surabaya, apapun keputusan kita akan patuh,” ujarnya.(ars)