JATENGPOS.CO.ID, – Kurang hidupnya pada saat proses belajar mengajar dikelas berlangsung tak lepas dari bagaimana guru mengelola pembelajaran. Apalagi ketika menghadapi siswa model zaman now, maka guru pun mestinya bisa mengkondisikan dengan menjadi guru zaman now juga. Siswa zaman now yang lekat dengan perkembangan pesatnya teknologi dan informasi, guru pun harus mengikuti sesuai perkembangan zaman. Banyaknya sikap siswa yang cenderung pasif pada saat dilakukan diskusi kelompok maupun pembelajaran walaupun dari segi materi, model pembelajaran sudah dikemas dengan bagus. Hal ini dirasakan sama halnya ketika siswa asyik dengan gadgetnya ternyata akan berpengaruh pada kepasifan siswa. Bahkan tidak terjadi komunikasi aktif sekalipun siswa berada dalam kelompok diskusi. Monotonnya tema/ topik pilihan dalam materi diskusi kelompok, ternyata membuat siswa jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Padahal sikap kritis siswa merupakan aktifitas yang dikehendaki dari penerapan kurikulum 2013. Oleh karenanya perlu strategi untuk mencapai tujuan bersama.
Group investigation menjadikan alternatif pilihan model pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap kritis siswa pada saat diskusi kelompok dikelas tertentu. Pada materi sosiologi terkait dengan konflik, kekerasan dan penyelesaiannya. Materi yang sudah cukup menarik ini jika dikelola dengan model pembelajaran kooperatif tipe grop investigasi maka dapat menumbuhkan sikap kritis siswa dalam melakukan diskusi kelompok dikelas. Karena dengan banyaknya jenis konflik sosial dimasyarakat, akan meningkatkan rasa keingintahuan siswa tentang permasalahan-permasalahan beserta penyelesaiannya yang disajikan dalam tiap kelompok. Karena setiap kelompok bisa jadi mengangkat konflik rasial, konflik antar kelas, konflik antar etnis maupun jenis konflik sosial lainnya.
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet atau melakukan kajian dengan wawancara. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir aktif dan kreatif. Salah satu konsepnya terjadinya proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah terhadap tema pada konflik sosial sesuai tugas masing-masing.
Adapun langkah dalam penerapam model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini pada materi konflik,kekerasan dan penyelesaiannya, pada awal pembelajaran siswa dikondisikan. Sebagai bentuk stimulus guru menayangkan beberapa gambar tentang konflik sosial misalnya gambar demonstrasi. Dari stimulus itu, guru memberika beberapa pertanyaan kepada siswa terkait dengan tayangan gambar dalam power point. Guru berusaha mengajak siswanya untuk aktif dalam berargumen perihal mengapa terjadi demonstrasi, penyebabnya, akibatnya dan solusinya terhadap masalah konflik tersebut. Belum banyak siswa yang merespon dengan aktif pada saat stimulus ini dilakukan karena mungkin keterbataan wawasan siswa tentang terjadnya demonstrasi. Namun ketika guru memulai dengan membentuk kelas menjadi beberapa kelompok dan diberi tugas menganalisis jenis-jenis konflik sosial, kekerasan dan penyelesaiannya dengan tema yang berbeda-beda. Setiap satu kelompok terdiri dari 6 sampai dengan 7 siswa.
Dengan penugasan kajian konflik yang berbeda setiap kelompoknya ternyata mempunyai antusias tersendiri bagi kelompok tersebut dalam mengerjakan tugasnya. Guru membimbing dalam pada saat siswa melakukan analisis kajian terhadap kasus jenis konflik sosial. Setelah kelompok selesai berdiskusi dan mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya konflik, indikator permasalahan, dan akibat serta solusi-solusi penyelesaian menurut hasil diskusi. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dengan pemaparan melalui power point. Kelompok lain memberi tanggapan/ide melalui tanya jawab atau diskusi aktif ketika salah satu kelompok usai melakukan presentasi. Guru mengamati, menilai dan menyimpulkan setiap selesai presentasi. Model group investigation ini memberikan pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung tentang studi kasus konflik sosial maupun kekerasan. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini layak untuk dijadikan referensi model pembelajaran mata pelajaran sosiologi materi konflik sosial, kekerasan dan penyelesaiannya.
Oleh: Ndari Titis Kusumastuti, S.Pd.
Guru Sosiologi SMA N 1 Boja Kendal