HYPONOTEACHING Stop!.. bentuk Karakter Kekerasan Siswa

Stop!.. bentuk Karakter Kekerasan Siswa

Endon Nurcahyati, S.Pd Guru MANU 01 Banyuputih Batang
Endon Nurcahyati, S.Pd Guru MANU 01 Banyuputih Batang

JATENGPOS.CO.ID, – Suatu ketika Maheta masuk kelas dengan tegesa-gesa karena terlambat, sayangnya guru di kelas menghukum kesalahannya dengan kekerasan dimarahi dan dijewer. Sungguh memprihatinkan. Belum lagi kasus kekerasan lainnya di luar sana ada siswa yang dicabuli gurunya, diseterika orang tuanya karena tidak mengikuti kegiatan upacara di sekolah, dan masih banyak kasus lainnya itu semua cermin kerasnya dunia pendidikan. Belum lagi kekerasan dalam bentuk psikis, tayangan video atau tayangan lain yang berbau kekerasan, bahkan game yang setiap hari ada dan dimainkan dalam gadget membuat  guru sangat miris mendegarnya.

Di sini peran guru sangatlah penting, demi perbaikan karakter manusia, apalagi anak sebagai generasi penerus bangsa. Memilih metode dan model pembelajaran yang tepat merupakan solusi yang harus diterapkan dalam menghentikan kekerasan yang akan merusak masa depan genarasi muda dan bangsa.

Menurut Novian Triwidia jaya (dalam Yustisia 2012: 76), Hypnoteaching merupakan perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan bawah sadar. Hypnoteaching ini merupakan metode pembelajaran kreatif, unik, sekaligus imajinatif. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, para anak didik sudah dikondisikan untuk siap belajar. Dengan demikian, anak didik mengikuti pembelajan dalam kondisi yang segar dan siap untuk menerima materi pelajaran. Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, tentu guru dituntut stabil baik secara psikologis, maupun secara psikis, akhirnya mempunyai kesiapan yang penuh dalam mengajar para anak didiknya.

Baca juga:  English Day Perkarya Kosa Kata Peserta Didik.

Seni persuasi atau berkomukasi dalam pembelajaran pun sangat menunjang keberhasilan kegiatan belajar menganjar. Hypnoteaching dapat dilakukan dengan beberapa hypnotic language. Siswa kita ajak untuk melakukan sesuau dengan penuh kesadaran diri untuk melakukan perubahan itu dari dirinya sendiri.

iklan

Karena guru memiliki murid yang sangat berbeda beda , maka perlu kiranya pola bahasa hipnosis (hipnosys language) kita terapkan. Menurut Mahfud An ( 2016:115)  dasar pokok adalah pola bahasa halus, perintah/permintaan, terselubung sehingga terasa lebih elegan. Pola hipnosys language dapat kita gunakan sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran ada 11.

Pola tersebut  tersebut dapat sekilas digambarkan sebagai berikut; pola pertama yaitu  “ saya tidak akan mengatakan kepada Anda, X. Itu keputusan …….”. Pola ke dua yaitu “ seandainya X, maka Y”. Pola yang ketiga, yaitu “ bayangkan apa yang terjadi jika X, maka(pasti) Y”. Sebagai guru sering kita memberikan jaminan kepada siswa  agar mereka melakuakn pesan terselubung dengan baik. Pola ini dapat digunakan, yaitu pola ke empat “ jika saya menunjukan cara X, apakah anda mau sY?”

“Bukankan menurut anda X, maka Y”. “Bukankan menurut kalian taat kepada orang tua adalah kewajiban, dan belajar sampai kamu berhasil untuk menyenangkan hati mereka?”, kalimat ini memberikan ororitas penuh kepada siswa untuk melakukan sesuatau sesuai standarnya sendiri.

Baca juga:  Serba-Serbi UNBK 2018

“ Karena X maka Y” “Karena ujian nasional sudah dekat, maka semangatlah engkau belajar dan tingkatkan”, kalimat ini digunakan karena manusia biasanya membutuhkan alasan yang rasional.

“X tapi Y”. “ Nilai ulangan ekonomi kamu kurang, tetapi kamu sudah praktek ekonomi, kamu kan sudah dagang pulsa sejak lama dan sudah merasakan keuntungannya”. Kalimat ini digunakan untuk hal yeng sudah terkajur diucapakan. Point penting pola ini adalah menggunakan bahasa positif yang memberdayakan.

“ sebelum X, Y”. Sebelum kita melakukan diskusi kelompok,  ijinkan saya menjelaskan gambaran umum tenteng kebijakan ekonomi makro”. Kata sebelum dimaksudkan  guru untuk menyampaikan pesan secara halus.

“sambil X, Y”, Sambil mendengarkan penjelasan saya, kamu dapat memikirkan apa yang akan kamu lakukan nanti”. Kalimat ini saya gunakan untuk meyelipkan pesan bahwa setelah penjelasan akan ada tugas. Dan ini disampaikan dengan bahasa persuasi, agar siswa tidak merasa tertekan dan tetbebani dengan tugas yang menyusul brikutnya.

Baca juga:  Model Role Playing Upaya Peningkatan Nasionalisme dan Patriotisme

“X atau Y”, Pola ini digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari kita anpa meminta siswa dengan cara memberikan pilihan semu, karena apapun yang dipilih, pasti sesuai keinginan kita.“ kamu mau mengerjakan tugas ekonomi ini secara berkelompok atau secara individu?”

“ X dan Y” , Pola ini digunkan untuk memperkuat pernyataan yang kita smpaikan saling terkait dan berhubungan sehingga siswa dapat menerimanya. X adalah fakta dan Y adalah pesan atau tujuan. “ sekitar lima tahun kedepan kegiatan ekonomi se Asia akan menuju ke perdagangan bebas, dan sekaranglah saatnya kamu  mempersiapkan diri dengan belajar lebih bersungguh-sungguh, kalau kamu tidak ingin ketinggalan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hypnoteaching merupakan tehnik dan seni mengajar yang menggunakan sugesti-sugesti positif dengan cara merubah gelombang otak yang menjadikan proses pembelajaran semakin efektif dengan kondisi kesiapan mental siswa yang bagus dalam pembelajaran. Siswa juga merasa lebih nyaman dan penuh rasa ketertarikan hal ini tentunya sangat menunjang proses pembelajaran. Melalui bahasa hipnotis (hypnotic language), maka hypnoteaching terasa suasana kemandirian belajar, student active learning dapat dioptimalkan.

Endon Nurcahyati, S.Pd

Guru MANU 01 Banyuputih Batang

iklan