Limbah PT RUM di Sukoharjo Berdampak Buruk terhadap Masyarakat Sekitar

Tim Walhi Jateng melakukan survey di sungai yang dilalui limbah PT RUM Nguter. FOTO : ADE UJIANINGSIH/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah turun ke lapangan melakukan survey langsung ke sejumlah lokasi yang dialiri limbah PT Rayon Utama Makmur (RUM). Hasilnya, Walhi menilai PT RUM belum mengelola limbah dengan baik dan benar, hinga berdampak buruk terhadap ekosistem lingkungan dan masyarakat sekitar pabrik PT RUM.

“Kami mendapat keluhan dari masyarakat dan langsung melakukan penelitian. Dalam penelitian cepat selama satu minggu kemarin, Walhi mendapati sejumlah ekosistem sungai kecil di lingkungan sekitar pabrik telah punah.” kata Agus Muhammad salah satu anggota Walhi Jawa Tengah, saat ditemui di Dukuh Tawang, Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Selasa (28/11).

Selain tidak lagi menjumpai ikan kecil atau belut dan hewan lainnya, tim juga mendapati banyak pipa limbah air yang belum terpasang, dan limbahnya mengotori ekosistem sungai sungai warga.

Baca juga:  Limbah Aspal Proyek Jalan Nasional Diduga Dijualbelikan

“Belum lagi saat kita melakukan survei terhadap tujuh  petani padi di sekitar pabrik, juga mengatakan bibit padi yang sudah ditanam tidak terlihat subur dan hasil panen juga tidak memuaskan. Saat ini kita juga sedang teliti sampel air yang kita dapat di TKP,” imbuhnya.

iklan

Tambah Agus, selain hilangnya ekosistem lingkungan, bau gas yang menyengat dan menyerang warga merupakan bau yang sangat berbahaya. Ia menilai jarak radius rawan yang ditimbulkan akibat limbah dari PT RUM mencapai 20 KM dari lokasi pabrik.

“Yang perlu diwaspadai adalah kesehatan balita, anak – anak, perempuan, serta manula. Sebab menghirupnya saja membuat mual yang berlebihan dan bisa mengakibatkan pingsan. Belum lagi asap dari cerobong pabrik jika dihirup dalam waktu yang lama, akan berdampak bagi ibu hamil,” imbuhnya.

Baca juga:  Warga Belum Puas Upaya Limbah Bau PT RUM

Lebih lanjut, pihaknya dan tim akan melakukan cek kesehatan seminggu mendatang untuk mengetahui sejauh mana dampak bahaya kesehatan yang diderita oleh masyarakat.

“Saat ini kita menunggu amdal PT RUM dari BLH propinsi, akan kita lihat. Kalau ada yang tidak beres kita siap melaporkan kasus ini secara hukum. Karena ini adalah bentuk kejahatan perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat,” tandas Agus.

Sementara itu, menurut informasi warga sekitar PT RUM akan melakukan aksi lagi pada besok hari Kamis, karena menurut warga PT RUM belum menepati kesepakatan. (dea/saf)

iklan