Ada Apa Dengan Pelajar Masa Kini ?

Aviful Munthoha Among Saufa, S.T. SMK Negeri 2 Sragen
Aviful Munthoha Among Saufa, S.T. SMK Negeri 2 Sragen

JATENGPOS.CO.ID, – Membicarakan pelajar sebagai generasi penerus bangsa sangatlah menarik dalam kaitannya dengan perikehidupan bangsa dan bernegara. Hal tersebut dapat kita lihat dari peran dan fungsi generasi muda sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsa.

Dalam menyongsong masa depan generasi muda yang lebih mantap salah satu faktor yang cukup berpengaruh dan menentukan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Permasalahan hidup yang akan dihadapi semakin kompleks yang semuanya itu memerlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Generasi muda sebagai penerus bangsa yang handal, tangguh dan tidak hanya cukup menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Generasi muda yang kaya ilmu namun lemah iman tentu tidak akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Demikian pula, beriman namun miskin ilmu tentu tidak akan mampu menggapai masa depan yang lebih cerah.

iklan
Baca juga:  Tingkatkan Prestasi Belajar Ekonomi dengan Aplikasi GCS

Kedudukan iman, ilmu, dan amal merupakan satu kesatuan yang terjalin erat. Semua jenis ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan agama, maksudnya bersumber pada norma-norma pendikan agama.

Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin maju, ada beberapa masalah yang menarik untuk dibahas yaitu Pelajar masa kini berada pada posisi kebimbangan. Banyak kasus yang terjadi pada di dunia remaja yang sedang mengalami masa peralihan menuju ke arah dewasa. Masa – masa seperti tersebut kadang mengalami goncangan dalam hatinya yang pada akhirnya menyebabkan kebimbangan dalam dirinya. Hal tersebut timbul karena belum bisa menemukan jati dirinya sehingga mudah kena arus pergaulan. Kurang adanya percaya diri. Remaja ingin berbuat sesuatu tapi takut salah. Dan yang terpenting Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa masih kurang. Percaya akan keesaan-Nya, namun dalam menjalankan perintah-Nya tidak sepenuh hati.

Baca juga:  Multimedia Sebagai Sarana Memperoleh Kebermaknaan Belajar

Tidak bisa dipungkiri bahwa pelajar masa kini telah berada di ambang batas kesusilaan. Hal tersebut terlihat jelas di dalam lingkungan sekolah pada saat berkomunikasi dengan ibu dan bapak guru maupun pada saat kelulusan. Sering kita baca di koran bahwa ada seorang pelajar tidak lulus kemudian berencana mau mengancam bahkan menganiaya.

Di dalam lingkup keluarga pun banyak kita temukan beberapa kasus yang tidak santun. Misalnya, permintaan sepeda motor tanpa melihat kemampuan keuangan orang tuanya, menjual barang milik orang tua tanpa sepengetahuannya, mencaci maki orang tua di luar batas kesopanan.

Para remaja cenderung malas untuk berpikir. Segala sesuatunya dilakukan dengan cara serta-merta dan mendadak. Sebagai contoh konkret bila menghadapi ulangan harian, belajar hanya dilakukan pada malam harinya. Setelah itu, jarang yang ingin meneliti kembali atas hasil ulangan yang diperolehnya. Dalam berkarya maupun berkreasi para remaja mengandalkan pembelian barang jadi. Kalau pun keuangan menipis, biasanya minta tolong kepada orang lain untuk membantu atau menyelesaikannya. Tugas sekolah yang berupa kliping, menyusun karya tulis, mereka lakukan hanya menjiplak karya kakak kelas maupun mengutip pendapat para ahli di bidangnya.

Baca juga:  Dengan Proses Lima Fase, Kegiatan Menulis Karangan Jadi Mudah

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dimiliki. Peran serta ibu atau bapak guru di sekolah sebagai tenaga pengajar maupun pendidik harus ditingkatkan keberadaannya. Peran serta orang tua di rumah sebagai pondasi kepribadian anak dan perkembangan jiwa anak lebih dicermati. Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus berpandangan luas, tahu akan tugas dan tanggung jawabnya, bermoral dan berbudi pekerti luhur, berdedikasi tinggi terhadap tugas yang diembannya. Masyarakat sebagai wadah, sarana kelangsungan hidup remaja sebagai generasi penerus bangsa ikut menciptakan suasana yang kondusif.

iklan