JATENGPOS.CO.ID– Sungguh prihatin melihat penurunan sikap dan perilaku siswa saat ini. Lain dulu lain sekarang, dulu siswa sangat hormat kepada guru, selalu menundukkan kepala dan tersenyum saat bertemu guru, patuh pada perintah guru, dan mempunyai rasa empati tinggi dengan sesama. Sekarang yang kita lihat siswa cenderung cuek, jarang berjalan membungkuk dan mengucapkan salam kepada bapak dan ibu gurunya, kurangnya rasa kepedulian antar siswa, berkurangnya rasa hormat kepada orang tua, dan sesama. Karakter siswa terhadap guru sudah mulai luntur dan mengalami degradasi.
Pendidikan jaman sekarang menekankan kepada bagaimana meningkatkan prestasi, ketrampilan, kecerdasan dan bagaimana di dalam menghadapi persaingan hingga sampai misi utamanya yaitu membangun karakter dan moral manusia. Menurut KBBI (kamus Besar Bahasa Indonesia) yang dimaksud dengan karakter adalah tabiat (sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain) atau dapat pula dikatakan bahwa karakter menyangkut moral yaitu ajaran tentang baik buruk yang diterima umum baik dalam bentuk perbuatan, sikap, akhlak, budi pekerti, maupun susila. Disini peran guru sangatlah penting dalam membentuk dan membangun karakter siswa.
Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam membentuk karakter siswa di sekolah salah satunya adalah dengan cara sederhana yaitu menerapkan budaya 9S yaitu: “Senyum, Salam, Salim, Sapa, Sopan, Santun, Silaturahmi, Semangat dan Sukses”. Budaya 9S adalah perilaku budaya untuk membiasakan diri saat berinteraksi dengan orang lain baik di lingkungan sekolah dan dimanapun siswa berada. Budaya 9S ini terdiri dari: 1) SENYUM, menggerakkan sedikit raut muka serta bibir agar orang lain merasa nyaman melihat kita ketika berjumpa; 2) SALAM, ucapan yang disampaikan pertama kali saat bertemu orang lain. Salam yang dilakukan dengan ketulusan mampu mencairkan suasana kaku dan salam dapat diucapkan menurut agama dan kepercayaan masing-masing. 3) SALIM, menjabat tangan orang tua dan guru saat bertemu atau berpisah, disini akan terjalin kedekatan emosional 4)SAPA, tegur sapa ramah yang kita ucapkan membuat suasana menjadi akrab dan hangat, sehingga lawan bicara kita merasa dihargai. 5) SOPAN, sopan saat duduk, ketika lewat didepan orang tua/ guru, ketika berbicara maupun ketika berinteraksi dengan orang lain; 6) SANTUN, cara gerak, tindakan dan ucapan yang membuat orang lain merasa di hargai dan dihormati, 7)SILATURAHMI, menjaga hubungan baik dengan guru saat menjadi siswa dan setelah menjadi alumni,atau menjaga hubungan dengan orang lain baik pada saat sekarang dan mendatang; 8) SEMANGAT, niat dan usaha yang besar untuk menggapai tujuan yang dicita-citakan ,7)SUKSES, tahapan akhir suatu cita-cita dan tujuan yang diharapkan.
9S sebagai program pengembangan karakter di sekolah sebaiknya tercantum dalam visi dan misi sekolah. Pada pelaksanaannya, Kepala sekolah, guru, karyawan selaku orangtua di sekolah harus memberi contoh dengan mempraktikkannya terlebih dahulu. Dengan begitu siswa akan melihat dan mencontohnya. Selain itu pihak sekolah juga harus mensosialisasikan program budaya 9S ini dengan berbagai macam cara, mulai dari sosialisasi guru kepada siswa didalam kelas , dengan poster Budaya 9S merupakan cita-cita iklim dan budaya di lingkungan sekolah dimana slogan dan gambarnya di tempel di tempat strategis di sekolah, dapat juga disampaikan kepada siswa lewat pembinaan baik dalam upacara maupun dalam forum pertemuan lainnya, termasuk juga sosialisasi kepada orang tua siswa. Jika semua pihak di sekolah telah melaksanakan program 9S ini maka akan terjalin hubungan baik di semua pihak dengan suasana akrab, sopan, dan nyaman di lingkungan sekolah. Guru dan karyawan dapat melaksanakan tugas sesuai tupoksinya masing-masing dengan suasana nyaman sehingga dapat menghasilkan lulusan siswa yang berkarakter, berbudi pekerti, dan sukses.
Namun, tidak selalu program yang di rencanakan pelaksanaannya berjalan dengan mulus, jika smua pihak di sekolah baik kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa tidak mendukung dan menerapkan budaya tersebut, dan hal tersebut terus dibiarkan tanpa pemantauan lambat laun program penerapan budaya 9S pun akan luntur. Untuk itu perlu tim pengontrol pelaksanaan program tersebut, sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam pembentukan karakter siswa melalui penerapan pendidikan berbasis karakter khususnya dengan membudayakan 9S ini di sekolah, diharapkan seluruh pihak terkait seperti orang tua, guru, maupun warga sekitar juga harus turut berpartisispasi untuk membantu dan mendukung implementasi budaya 9S ini, sehingga karakter siswa dapat diarahkan dan dibentuk sesuai harapan.
Dewi Rahutami, S.Pd, MM.Pd
Guru Kimia SMA Negeri 3 Purworejo