29 C
Semarang
Jumat, 14 November 2025

Regenerasi Petani Butuh Sosialisasi di Sekolah



JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Persoalan regenerasi petani Indonesia masih menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Indonesia. Swasembada pangan menjadi program utama Pemerintahan saat ini.

Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri Akmal Malik menyoroti semakin hilangnya budaya bertani di Indonesia. Menurutnya, generasi muda kini enggan menekuni dunia pertanian karena profesi petani dianggap tidak menjanjikan masa depan yang baik.

“Orang tua dari kecil sudah menanamkan pola pikir, jangan sampai anaknya menjadi petani. Karena itu tidak aneh jika para petani yang ada saat ini, usianya sudah di atas 50 tahun. Tidak ada generasi muda tertarik,” terang Akmal Malik saat sambutan acara di SMP 3 Karanganyar, Kamis (13/11).

Lanjutnya, tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana membuat petani kembali diminati. Ia menilai, dengan kemajuan teknologi pertanian dan perhatian pemerintah terhadap pupuk serta sarana produksi, seharusnya profesi petani bisa menjadi pilihan yang terhormat.

Baca juga:  Uang Rusak jadi Bahan Bakar Listrik PLTSa Putri Cempo

“Pola pikir yang sesungguhnya salah itu harus mulai dikikis. Agar budaya bertani kembali tumbuh. Di luar negeri seperti Thailand, Vietnam, bahkan negara maju, bertani sudah menjadi profesi yang dilirik,” ujarnya.

Bupati Karanganyar, Rober Christanto mengapresiasi Pemerintahan Presiden Prabowo saat ini yang memiliki program dan keseriusan untuk mensejahterakan petani Indonesia. Menurut Rober, saat ini harga pupuk petani turun hingga 20 persen.  Bantuan alat pertanian juga banyak diberikan untuk mendukung petani Indonesia.

“Saat ini pemerintah sudah sangat luar biasa memberikan dukungan. Pupuk harganya turun. Hingga 20 persen. Bantuan alsintan juga diberikan. Maka, banggalah menjadi petani,” kata Bupati Rober di hadapan Siswa SMP 3 Karanganyar.

Sementara itu, Ketua Yayasan Swatantra Pangan Nusantara Mayjen (Purn) Sudrajat menyampaikan bahwa pihaknya berupaya menanamkan kembali nilai-nilai positif bertani melalui dunia pendidikan. Ia menegaskan pentingnya membangun kesadaran sejak dini bahwa profesi petani memiliki peran besar bagi masa depan bangsa. Menurut Sudrajat, perubahan pola pikir harus dimulai dari sekolah.

Baca juga:  Pelanggaran Lalu Lintas di Karanganyar Masih Tinggi

“Kita masuk ke sekolah-sekolah melakukan sosialisasi pertanian. Ada 29.000 sekolah setingkat SLTA baik SMK maupun SMA. Ada 29 juta siswa yang harus diberi pengertian bertani sangat mulia dan memiliki masa depan cerah,” tegasnya.

Usai acara, Dirjen Otda Akmal Malik bersama Bupati Karanganyar Rober Christanto, Ketua Yayasan Swatantra Pangan Nusantara Mayjen (Purn) Sudrajat, dan Kapolres Karanganyar AKBP Hadi Kristanto melakukan penanaman cabai dan terong di halaman SMP 3 Karanganyar. Para siswa yang berhasil merawat tanaman hingga berbuah lebat akan mendapatkan hadiah. Langkah ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk menumbuhkan kembali minat generasi muda terhadap dunia pertanian. (yas/rit)



TERKINI


Rekomendasi

...