JATENGPOS.CO.ID, – Pendidikan Pancasila dankewarganegaraan(PPKn) merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh semua peserta didik disekolah, namun apa yang sering terjadi di sekolah,PPKnmerupakan mata pelajaran yang tidak diminati oleh peserta didik.Faktor yang menyebabkan kurang tertariknya peserta didik dengan mata pelajaran ini sangat beragam salah satunya PPKndianggap tidak begitu penting dibandingkan dengan mata pelajaran yangdiujikan dalam ujian nasional. PembelajaranPPKn membuat peserta didik tidak tertarik atau bosan disaat guru sedang menerangkan, seyogianya guru memahami berbagai model belajar peserta didik serta menguasai berbagai cara membelajarkan peserta didik. Dengan mengetahui model belajar peserta didik dan tipe materi pelajaran yang ada, guru dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran mana yang terbaik untuk peserta didiknya. Model belajar akan membahas bagaimana cara peserta didik, sedangkan model pembelajaran akan membahas tentang bagaimana cara membelajarkan peserta didik dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Pada kenyataannya dalam menyajikan suatu pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dikelas, guru terkadang masih menggunakan metode yang kurang menarik dan inovatif. Strategi mengajar cenderung menggunakan metode tradisional yaitu ceramah, sedangkan peserta didik hanya duduk, diam, mendengarkan, mencatat. Kegiatan belajar seperti ini menjadikan peserta didik bosan, pasif dan tidak kreatif. Sehingga membuat peserta didik kurang berminat dan beranggapan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang tidak menarik, membosankan bahkan terkadang meremehkannya.Hal yang harus segera disikapi oleh seorang guru pendidikan dan kewarganegaraan adalah memperbaiki metode pembelajaran ceramah dengan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menarik dalam rangka menumbuhkan minat belajar dan keaktifan peserta didik, terlebih kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan saintifik yang menuntut keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru dalam menyajikan materi pelajaran hendaknya mengaitkan setiap materi pelajaran yang disampaikan dengan contoh konkrit yang sering ditemui oleh siswa dalam kesehariannya serta didukung dengan media pembelajaran yang menarik.Mind Mapping adalah suatu model pembelajaran dengan tekhnik pembuatan catatan-catatan yang dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan perencanaan, penyelesaian masalah, membuat ringkasan, membuat struktur, pengumpulan ide-ide, untuk membuat catatan, kuliah, rapat, debat dan wawancara. Model pembelajaran ini menuntut keterlibatan peserta didik secara langsung untuk mengkaji materi pelajaran dan menuangkan materi dalam suatu catatan berupa peta pemikiran sederhana yang menarik dan mudah dimengarti.
Model Mind Mappingdianggapsebagaisuatu model tebaikuntukdilaksanakanpadapembelajaranPPKnKarakteristikmateri yang dominanberupakonseppemahaman yang sudah pasti sifatnya harus diajarkan dengan pembelajaran yang menarik. Penerapan model Mind Mapping dapat menstimulasi peserta didik berpartisipasi aktif memahami konsep materi, menyusun peta sederhana dengan kreasi dan kreatifitas peserta didik yang menarik dan mudah dipahami isinya. Model pembelajaran Mind Mapping merupakan konsep belajar yang membantu guru untuk menumbuhkan keaktifan peserta didikdalammengkajimasalah-masalah yang terkaitdenganmateripelajaranPPKnuntukmengembangkanpotensipesertadidikmenjadipribadi yang cerdas, kreatifdaninovatifdalammenghadapisetiapmasalah. Guru dalam menerapkan model pembelajaranmind mapping, menitikberatkan pada keterlibatan langsung peserta didik terhadap pembelajaran PPKndi kelas sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik. Kemudian guru pun nantinya diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran PPKnuntuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik
Dwi Astuti Indriyanti,Dra,MM
Guru SMP N 11 semarang