Eksperimen Tingkatkan Minat Belajar Kimia

Mursri Rahayu, S.Pd Guru SMA Negeri 2 Klaten
Mursri Rahayu, S.Pd Guru SMA Negeri 2 Klaten

JATENGPOS.CO.ID – Kimia dianggap sebagian besar peserta didik SMA menjadi mata pelajaran yang sulit dipahami dan dimengerti. Permasalahan pembelajaran kimia yang sampai saat ini belum mendapat pemecahan secara tuntas adalah adanya anggapan pada diri peserta didik bahwa pelajaran ini sulit dipahami dan dimengerti. Ini menyebabkan pelajaran kimia tidak disukai, bahkan sebagian peserta didik bersikap antipati dan menganggapnya sebagai momok. Akibatnya minat belajar dan mengenal kimia lebih dekat menjadi sangat kurang. Hal ini dibuktikan dengan jumlah peminat mata pelajaran kimia saat Ujian Nasional (UN) hanya sedikit.

Mengapa mata pelajaran kimia dianggap sulit bagi peserta didik? Hal ini bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu: Pertama, metode pembelajaran kimia yang diterapkan guru bersifat monoton dan kurang variatif. Ini menjadikan belajar kimia kurang bermakna dan tidak menarik bagi peserta didik. Kedua, sebagian besar peserta didik terbawa opini yang terbentuk di tengah-tengah masyarakat bahwa pelajaran kimia itu sulit. Hal itu semakin memperkuat anggapan peserta didik terhadap pelajaran kimia sebagai cabang ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami.

Baca juga:  Peran Guru “Galak” Bagi Siswa Masa Kini

Oleh karena itu, diperlukan pemilihan model serta metode pembelajaran yang sesuai dan diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikanilmu pengetahuan yang aktif, efektif, interaktif dan menyenangkan. Pemilihan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh karakteristik peserta didik.

Permasalahan ini mendorong penulis memilih menggunakan metode pembelajaran kimia yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan yakni dengan metode eksperimen. Metode ini mengedepankan usaha menciptakan situasi belajar kimia bernuansa gembira yang dapat membuat peserta didikmerasa asyik.


Guru yang inovatif hendaknya mampu mengelola suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berorientasi pada peserta didik. Guru harus pandai dalam memilih dan memilah metode serta pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran kelas khususnya pembelajaran kimia.Kimia bagian dari sains yang mengajarkan tentang ilmu yang tidak melulu mencatat dan menghafalkan rumus. Namun lebih dari itu, kimia mengajarkan sikap-sikap ilmuwan yang tercermin pada metode ilmiah yang selama ini menjadi andalan para ilmuwan dalam menyelesaikan masalah.

Baca juga:  Kahoot! Tingkatkan Partisipasi Siswa Belajar Bahasa Inggris

Pembelajaran berorientasi eksperimen di laboratorium merupakan salah satu pilihan tepat bagi guru kimia dalam mengelola pembelajaran dikelasnya. Pembelajaran berorientasi laboratorium didukung dengan buku pelajaran kimia yang bagus akan menempatkan para peserta didiksebagai subjek pembelajaran yang mengasah kepekaan semua indra para peserta didikmelalui perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis serta perumusan kesimpulan dalam setiap eksperimen yang mereka lakukan bersama guru.

Kimia merupakan pelajaran yang didasarkan pada pengamatan eksperimen sehingga pembelajarannyapun lebih sesuai jika menggunakan metode eksperimen. Banyak guru kimia menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Materi kimia seperti termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan asam-basa, titrasi asam-basa, larutan penyangga (buffer) sangat tepat disampaikan dengan metode eksperimen. Teknisnya dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 peserta didiktiap kelompoknya.

Baca juga:  Permainan “Lomki” Tingkatkan Kecepatan Lari Sprint

Metode eksperimen membuat peserta didikmengalami pengalaman belajarnya secara langsung. Metode eksperimen atau percobaan diartikan sebagai salah satu cara mengajar, peserta didikmelakukan percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi guru dalam bentuk laporan.

Metode eksperimen yang menyenangkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Adanya minat belajar akan diikuti dengan semangatbelajar sehingga diharapkanpeserta didikmenjadi tertarik untuk belajar kimia. Setelah tertarik akan mudah memahami dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Sehinggadiharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar kimia peserta didik. Semoga guru-guru selalu terinspirasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia khususnya kimia.

Mursri Rahayu, S.Pd
Guru SMA Negeri 2 Klaten