JATENGPOS.CO.ID, – Matematika merupakan salah satu mata pelajaran ujian nasional yang dianggap sulit oleh siswa. Para siswa yang tidak menguasai konsep dengan baik, tidak sedikit yang menganggap bahwa pelajaran matematika adalah “momok” yang menakutkan. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai cara yang mudah dan menarik agar siswa lebih cepat memahami materi matematika. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini masih banyak guru yang mengajarkan matematika di sekolah kurang memperhatikan kemampuan dasar dalam pembelajarannya yang berakibat matematika akan sulit dipahami dan dinalar. Akibat lebih jauh adalah matematika akan menjadi mata pelajaran yang banyak dihindari siswa..
Seperti materi matematika Klas VI SD, ada materi yang menuntut siswa hafal rumusnya, yaitu kecepatan, debit, dan skala. Banyak siswa dapat menghafal ketiga rumus utama tersebut dengan lancar. Akan tetapi, siswa masih sering keliru dalam menerapkan penyelesaian soal yang melibatkan rumus turunan.
Salah satu penyebabnya ialah siswa belum memahami dan menghafalkan secara benar rumus turunan tersebut. Sehingga, guru merasa perlu membiasakan siswa dengan rumus turunan melalui ‘Sega’ yang merupakan akronim dari Segitiga Ajaib.
Cara membuat segitiga ajaib itu cukup mudah dan murah. Kita hanya perlu menyiapkan kertas manila, gunting, penggaris, dan spidol. Adapun cara membuatnya : guru membuat 3 buah segitiga sama sisi dari kertas manila dengan panjang sisi 20 cm, guru membuat garis horizontal dari tengah sisi kanan menuju sisi kiri yang akan memotong segitiga menjadi dua bagian. Garis horizontal ini merupakan operasi “bagi”, lalu guru menarik garis vertikal yang dimulai dari titik tengah garis horizontal tersebut hingga alas segitiga menjadi dua bagian sama panjang. Garis vertikal ini merupakan operasi “kali”.
Segitiga ajaib pertama kita buat untuk memudahkan menghafal rumus debit : bagian kiri bawah dituliskan rumus utama, “Debit atau D”, bagian kanan bawah dituliskan “Waktu atau W sedang bagian kepala segitiga dituliskan “Volume atau V”.
Segitiga ajaib kedua kita buat untuk memudahkan menghafal rumus kecepatan : bagian kiri bawah dituliskan rumus utama, “Kecepatan atau K”, bagian kanan bawah dituliskan “Waktu tempuh atau W sedang bagian kepala segitiga dituliskan “Jarak atau J”.
Segitiga ajaib ketiga kita buat untuk memudahkan menghafal rumus skala : bagian kiri bawah dituliskan rumus utama, “Skala atau S”, bagian kanan bawah dituliskan “Jarak Sebenarnya atau JS”sedang bagian kepala segitiga dituliskan “Jarak Pada Peta atau JP”.
Jika ketiga segitiga sudah selesai kita tulisi, selanjutnya kita potong unsur-unsur rumus dalam segitiga dengan mengikuti garis yang telah dibuat. Guru bisa langsung praktik dengan meminta kesediaan 3 siswa maju ke depan kelas untuk memegang masing-masing potongan unsur-unsur rumus dalam keadaan tetap berbentuk segitiga. Guru menginstruksikan satu persatu peserta didik agar melepaskan pegangannya. Setiap kali seorang peserta siswa melepaskan unsur rumus tersebut, guru mulai menjelaskan rumus turunan. Misalnya kita mencari rumus Debit, maka potongan unsur D kita lepas, yang tertinggal hanya V dan W, maka kita bisa langsung membaca bahwa rumus debit adalah V dibagi W. karena V dan W dipisahkan garis horizontal yang artinya dibagi. Selanjutnya jika mau mencari rumus Volume, maka unsur V kita lepas dan yang tersisa D dan W yang dipisahkan garis vertical yang artinya kali. Maka akan didapat rumus Volume adalah D dikali W. Untuk mencari rumus Waktu, maka kita lepas unsur W, yang tertinggal V dan D yang dipisahkan garis horizontal yang artinya bagi, kita bisa langsung membaca bahwa rumus Waktu adalah V dibagi D. Begitupun juga untuk menghafal rumus kecepatan dan skala kita bisa lakukan cara yang sama menggunakan sega kedua dan sega ketiga.
Jika cara sederhana ini dilakukan dalam pembelajaran matematika, tidak menutup kemungkinan akan banyak siswa yang merasa mudah memahami suatu rumus, dengan begitu mereka semakin menyukai mata pelajaran matematika. Jika rasa suka sudah tertanam maka mereka tentu akan meningkatkan semangatnya dalam mempelajari mata pelajaran matematika. Untuk itu, tidak ada salahnya guru menerapkan cara tersebut dalam pembelajaran. Jika ini dilakukan, maka diyakini matematika akan disukai siswa dan nilai matematika akan meningkat.