JATENGPOS.CO.ID,- Atletik terdiri dari lari, lompat, dan lempar. Atletik terkadang dianggap pembelajaran yang membosankan. Atletik sebagian besar pembelajarannya berorientasi pada teknik. Pendidik terkadang dalam mengajar menggunakan teknik saja. Penggunaan metode yang monoton membuat peserta didik menjadi bosan. Hal ini membuat kurang berhasilnya penampilan gerak peserta didik. Pembelajaran yang monoton membuat motivasi peserta didik menjadi rendah. Siswa yang motivasinya rendah membuatnya tidak mau mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Palin parah peserta didik banyak meninggalkan pendidikan jasmani karena tidak menyenangkan.
Teaching Games For Understanding (TGFU) merupakan pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani melalui bentuk konsep bermain. TGFU dikembangkan oleh bunker dan thrope pada tahun 1982. TGFU terfokus pada bermain. Pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih dinamis. Bermain sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Pembelajaran bermain tidak membuat siswa bosan. TGFU sendiri menitik beratkan pada taktik bukan pada teknik. Peserta didik bisa bermain dalam segala posisi dalam permainan. TGFU mengembangkan cara berpikir cepat siswa dalam sebuah permainan.
TGFU efektif dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Metode ini lebih menekankan pada keaktifan peserta didik. Melalui metode TGFU peserta didik tidak hanya berkembang psikomotornya. Permainan juga mengembangkan aspek kognitif peserta didik. Aspek kognitif berkembang melalui proses berpikir cepat dalam bermain. Sedangkan aspek afektif berkembang melalui bermain secara sportiv. Secara otomatis dalam bermain akan membentuk sikap kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama.
Bagi peserta dididk sekolah dasar aturan olahraga menjadi pertimbangan tersendiri. Aturan permainan olahraga yang sebenarnya butuh waktu yang lama. Pendidik perlu kiranya memperkenalkan berbagai macam bentuk permainan sesuai dengan usia dan perkembangan motorik peserta didik. Pendidik dituntut berpikir kreatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pola lapangan, umlah pemain, dan sarana prasarana yang digunakan disesuaikan dengan perkembangan peserta didik tersebut. Sehingga tercipta permainan pendidikan jasmani yang aktif dan menyenangkan.
Menurut Mitchell, Oslin, dan Griffin (2003) TGFU mempunyai empat (4) macam bentuk permainan. Yang pertama permainan target (target games) merupakan permainan mencapai sasaran yang sudah ditentukan. Yang kedua permainan net (net/wall) adalah permainan yang mendapatkan skor bila melewati sebuah net. Yang ketiga permainan pukul tangkap lari (striking/fielding games) yaitu permainan memukul bola untuk ditempatkan pada daerah tertentu. Sehingga pemukul aman untuk lari ke daerah yang aman. Yang keempat permainan serangan/invasi (invasion games). Permainan invasi merupakan permainan yang membuat gol pada gawang lawan. Permainan invasi juga mensyaratkan penguasaan bola.
Bentuk TGFU untuk atletik bisa menggunakan alat ataupun tanpa alat. Untuk nomor lari bisa dengan menggunakan permainan hitam hijau. Aturan permainan ini siswa dibagi menjadi 2 (dua) tim. Bila guru bilang hitam maka tim hitam lari sedangkan tim hijau berusaha menyentuh sampai garis tertentu. Atletik untuk nomor lompat bisa menggunakan media kardus bekas. Kardus bekas ditempatkan sedemikian rupa menjadi dua (2) baris. Demikian juga peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok. Siswa harus berlari sambil melompati kardus bekas. Permainan ini bisa dibuat perlombaan agar lebih menyenangkan dan ada faktor kompetisi. Untuk nomor lempar bisa menggunakan bermain lempar tangkap. Aturan permainan ini pemain harus melempar bola tetapi tidak boleh berpindah tempat. Regu pemenang yang mampu memasukkan bola ke dalam keranjang yang dipegangi temannya.
Guru pendidikan jasmani sekarang dituntut sebagai fasilitator. Peserta didik dituntuk aktif dalam pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani yang mengembangkan secara selaras aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor akan tercapai. Pendekatan TGFU sendiri mengakomodir perkembangan peserta didik dalam bermain atletik. Peserta didik akan termotivasi aktif untuk bergerak dalam sebuah permainan atletik yang menyenangkan.