JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Lembaga pembiayaan Spektra kembali menggelar pameran produk elektronik, bertajuk Spektra Meriah di Solo Grand Mall (SGM). Acara yang digelar sejak 23 Oktober itu akan berakhir Minggu (28/10.
Marketing Spektra, Syarief Adhy Prasetya mengatakan, dalam program tahunan Spektra tersebut terdapat sejumlah keuntungan yang bisa didapatkan konsumen. Mulai dari diskon produk hingga 15 persen, proses kredit cepat dan tidak dikenakan biaya administrasi maupun uang muka.
“Ada yang namnya promo spesial, Cukup Bayar Rp. 0,- dan syaratnya yang
mudah Cukup Bawa KTP pengunjung dapat membawa pulang barang elektronik impian. Dimana pengunjung dibebaskan dari uang pangkal dan administrasi. Selain itu, juga berkesempatan mendapatkan hadiah langsung di setiap transaksinya,” jelasnya.
Dengan banyaknya program menggiurkan untuk menarik minat masyarakat, pihaknya berharap di hari terakhir transaksi ini bisa menembus perolehan tahun lalu yang mencapai Rp4 miliar. “Kalau lihat transaksi yang sudah masuk kami yakin tercapai,” jelasnya.
Apalagi, lanjutnya, Solo selama ini merupakan salah satu kota yang memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Karena itu, tahun inipun kota bengawan kembali dipilih untuk perhelatan Spektra Meriah, meski bukan masuk kategori kota besar seperti kota-kota tempat program ini digelar.
“Secara dasar Solo merupakan kota industri dimana banyak pekerja yang membutuhkan barang-barang elektronik, maupun gadget serta furniture namun umumnya karyawan kesulitan untuk membayar cash. Sehingga kebutuhan akan kredit konsumsi di Solo masih tinggi. Itu yang kita lihat kenapa Solo untuk kali ketiga dipilih untuk program Spektra Meriah ini,” ungkapnya.
Ditambahkan Dian Setya Nugraha, Store Alliance Officer Spektra Solo. Moment kenaikan nilai tukar dollar terhadap rupiah juga menjadi moment tersendiri bagi pihaknya untuk memanen konsumen. Pasalnya dengan dollar cenderung tinggi berdampak pada meningkatnya harga barang-barang elektronik dan gadget, sehingga opsi kredit menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin membeli barang-barang tersebut. “Jadi kalau dibilang kenaikan dolar, tak mempengaruhi kinerja kami. Bahkan malah efeknya positif. Terlihat dari peningkatan pembiayaan sekitar 7 persen. Yakni dari sebelumnya Rp 21 miliar menjadi Rp 23 miliar (yoy),” ujarnya. (Jay/bis)